Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan organisasi riset di bidang kesehatan untuk menjawab urgensi pemerintah Indonesia dalam pengembangan riset dan inovasi.Mudah-mudahan lancar karena memang pusat riset ini nanti banyak terkait dengan urgensi pemerintah
“Sedang dalam tahap finalisasi atau tahap akhir. Di BRIN sedang dibahas, di dalam organisasi riset kesehatan itu nanti ada pusat riset apa saja yang nanti akan dibawa ke KemenPAN-RB untuk ditetapkan,” kata Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat pada Rabu.
Ia menjelaskan bahwa organisasi riset tersebut rencananya akan disahkan pada akhir tahun oleh KemenPAN-RB. Pihaknya berharap proses perencanaan tersebut dapat berjalan lancar sehingga organisasi tersebut dapat berjalan pada 2022.
Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas dan produktivitas riset kesehatan dan pangan
“Mudah-mudahan lancar karena memang pusat riset ini nanti banyak terkait dengan urgensi pemerintah, seperti kebutuhan untuk pusat riset vaksin,” tuturnya.
Selain pusat riset vaksin dan obat, organisasi tersebut juga rencananya akan menghadirkan pusat riset di sub bidang lainnya, seperti terkait kosmetik, penyakit menular, penyakit tidak menular, serta beberapa pusat riset lain yang akan tergabung di dalamnya, seperti Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemenkes.
“Jadi sebagian dari peneliti Kemenkes itu akan pindah ke BRIN dan kami akan membangun organisasi riset kesehatan di dalamnya, ada berbagai macam pusat riset termasuk pusat riset kosmetik, dermatologi, dan regenerative medicine,” ujar Iman.
Baca juga: BRIN: Kemampuan invensi dan inovasi perkuat daya saing bangsa
Ia mengatakan hingga saat ini belum bisa menyebutkan secara detail pusat riset apa saja yang akan dihadirkan sebab masih dalam tahap pembahasan.
Ia juga mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan seluruh fasilitas infrastruktur dan alat-alat pendukung riset melalui berbagai skema pendanaan.
Seluruh fasilitas, lanjut Iman, nantinya akan bersifat open access atau terbuka bagi seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya dari perguruan tinggi dan BRIN saja melainkan juga industri dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan fasilitas riset tersebut.
“Fasilitas riset yang nanti dibangun oleh BRIN itu tidak eksklusif kepada para peneliti di BRIN, tetapi itu dibuka untuk mengakselerasi riset dan inovasi di Indonesia dengan membukanya bagi publik, termasuk perguruan tinggi dan industri,” kata Iman.
Baca juga: Kemkes harapkan BRIN gunakan TKDN tinggi dalam produk riset kesehatan
Baca juga: BRIN ciptakan produk berbasis black garlic mengandung anti-diabetes
Baca juga: BRIN kembangkan aplikasi AI temukan kandidat senyawa obat
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021