• Beranda
  • Berita
  • Fast Retailing akan percepat transisi ke model bisnis keberlanjutan

Fast Retailing akan percepat transisi ke model bisnis keberlanjutan

2 Desember 2021 14:47 WIB
Fast Retailing akan percepat transisi ke model bisnis keberlanjutan
Logo Uniqlo di sebuah kompleks perbelanjaan di Beijing, Cina, 24 Mei 2020. ANTARA/REUTERS/Florence Lo.
Perusahaan ritel yang membawahi merek UNIQLO, Fast Retailing, akan mempercepat transisi ke model bisnis baru yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis melalui penetapan target dan rencana aksi tahun fiskal 2030.

“Dengan bergerak maju dengan dukungan luas serta kerja sama dari pelanggan dan perusahaan mitra, Fast Retailing akan menciptakan 'Industri baru' LifeWear,” kata Group Senior Executive Officer Fast Retailing, Koji Yanai, saat konferensi pers virtual pada Kamis.

Ia mengatakan model bisnis Fast Retailing akan menekankan aspek kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial dalam semua proses produksi, mulai dari manufaktur hingga transportasi dan penjualan.

“Tidak hanya dalam rantai pasokan saja, tetapi juga orang-orang yang bekerja di toko kami. Dalam menjalankan bisnis, kami perlu menghormati hak asasi manusia, bahkan kepada pelanggan kami sendiri,” ujarnya.

Baca juga: UNIQLO siap hadirkan koleksi bersama Mame Kurogouchi di 17 Desember

Dalam permasalahan lingkungan, perusahaan mengatakan pihaknya berkomitmen atas upaya pengurangan tajam emisi gas rumah kaca dan limbah dalam proses produksinya dengan menggunakan teknologi revolusioner.

“Isu lingkungan merupakan hal yang mendesak. Kami menargetkan untuk memenuhi Perjanjian Paris dan pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050,” kata Group Executive Officer, Fast Retailing, Yukihiro Nitta.

Untuk mencapai target isu lingkungan tersebut, perusahaan menetapkan target jangka pendek hingga tahun 2030 yang berfokus pada tiga cakupan, yakni pada area toko, rantai pasok, dan produk.

Pada area pertokoan, perusahaan berencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 90 persen pada 2030 melalui serangkaian tindakan, seperti pengurangan konsumsi listrik sekitar 40 persen untuk toko yang terletak di pinggir jalan dan 20 persen untuk toko yang berada di dalam mal.

“Misalnya, dengan mempertimbangkan tata letak toko dan memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari agar lebih efisien,” ujar Yukihiro.

Ia menyebutkan 64 toko UNIQLO dari sembilan pasar di Eropa telah beralih ke energi terbarukan pada Agustus. Semua toko di Amerika Utara dan di beberapa negara di Asia Tenggara juga akan mengikuti jejak peralihan energi pada akhir tahun ini.

Pada lingkup rantai pasok, perusahaan ritel asal Jepang itu menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 20 persen pada tahun yang sama melalui hubungan yang kuat dengan mitra bisnis

“Kami tidak akan mampu memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca di lingkup rantai pasok ini apabila tidak dilakukan secara bersama-sama dengan mitra bisnis kami,” tutur Yukihiro.

Sementara untuk lingkup produk, perusahaan akan meningkatkan proporsi bahan daur ulang menjadi sekitar 50 persen pada 2030.

Menurut perusahaan, UNIQLO sendiri telah memperkenalkan bahan daur ulang sejak 2019. Pada 2022, bahan poliester yang akan digunakan berasal dari botol PET (Polyethylene Terephthalate) daur ulang sebesar 15 persen.

“Masalah lingkungan dan masalah global serius lainnya semakin nyata. Kami telah memajukan filosofi kami lebih jauh dan mengejar target untuk menunjukkan kepada dunia cara baru memproduksi pakaian sambil berkontribusi pada realisasi masyarakat yang berkelanjutan,” kata Koji Yanai.

Baca juga: UNIQLO & JW Anderson hadirkan "Peter Rabbit" di koleksi musim dingin

Baca juga: UNIQLO Arigato Indonesia hadir mulai 19 November

Baca juga: Tangan dingin Maiko Kurogouchi di balik koleksi Fall/Winter terbaru

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021