• Beranda
  • Berita
  • Angkie sebut negara belum sepenuhnya ramah penyandang disabilitas

Angkie sebut negara belum sepenuhnya ramah penyandang disabilitas

2 Desember 2021 20:58 WIB
Angkie sebut negara belum sepenuhnya ramah penyandang disabilitas
Tangkapan Layar - Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/12), usai Presiden Joko Widodo melantik tujuh Komisioner Komisi Nasional Disabilitas. ANTARA/Indra Arief

banyak diskriminasi dan ketidaksetaraan didapatkan penyandang disabilitas seperti dalam aksesbilitas, peningkatan kualitas diri dan turut disertakan dalam program dijalankan pemerintah

Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia mengatakan bahwa kondisi di Indonesia masih belum bisa sepenuhnya ramah terhadap para penyandang disabilitas dalam berkehidupan sehari-hari.

“Dari lubuk yang paling dalam mereka ingin bisa tinggal dengan nyaman di Indonesia. Karena negara kita termasuk negara yang sesungguhnya belum ramah terhadap disabilitas,” kata Angkie dalam bincang-bincang bersama ANTARA yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data milik BPS Susenas tahun 2018, lebih dari 30 juta jiwa penyandang disabilitas hidup di Indonesia dengan beragam jenis disabilitas. Seperti disabilitas motorik, sensorik, intelektual, mental dan juga ganda.

Dengan banyaknya disabilitas, Angkie sangat menyayangkan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, masih banyak diskriminasi dan ketidaksetaraan yang didapatkan oleh penyandang disabilitas seperti dalam aksesbilitas, peningkatan kualitas diri dan turut disertakan dalam program-program yang dijalankan pemerintah.

Di daerah, kata dia, masih terdapat stigma di mana terdapat sejumlah pihak yang memandang penduduk disabilitas tidak mampu berbuat apapun.

Hal itu menyebabkan para penyandang disabilitas tidak bisa mendapatkan hak untuk memperoleh kesempatan, pendidikan dan lingkungan yang sama seperti masyarakat pada umumnya.
Baca juga: Angkie ingin Istiqlal jadi tempat ibadah percontohan ramah disabilitas
Baca juga: DKI minta DTKJ kaji transportasi ramah disabilitas masuk kurikulum

“Padahal penyandang disabilitas ini adalah kondisi fisik yang di mana mereka tidak bisa melakukan hal-hal tertentu tapi bukan berarti tidak memiliki kesempatan yang sama,” tegas Angkie.

Ia mengatakan dengan bakat yang dimiliki oleh penyandang disabilitas dalam keterampilan kreatif seperti menari dan menggambar merupakan bentuk aktualitas mereka memiliki kemampuan yang dapat lebih dikembangkan.

Sehingga yang diperlukan supaya para penyandang disabilitas dapat merasa hidup dengan nyaman di negara ini adalah dukungan dan ajakan yang membuat mereka turut aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri.

Ia berharap dalam menyambut Hari Disabilitas Internasional yang akan jatuh pada tanggal 3 Desember 2021 besok, semua pihak dapat bekerja sama memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, lebih mengajak dan bersuara sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Angkie turut berharap, dengan dibentuknya Komisi Nasional Disabilitas dapat menjadi momentum bagi sejarah guna mengajak lingkungan lebih memperhatikan penyandang disabilitas serta memperkuat sinergi untuk mendorong kementerian atau lembaga terkait untuk memberikan hak-hak mereka.

“Terus terang kita butuh lebih banyak support dan lebih banyak aktif. Jadi memang dua sisi, tidak bisa saling menunggu satu sama lain. Bagaimana kita terus mengajak pergerakan teman-teman disabilitas,” kata dia.
Baca juga: Menyelamatkan penyandang disabilitas dari jebakan internet
Baca juga: SAPDA luncurkan panduan penyampaian informasi ramah difabel

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021