Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) John Eddy Junarsin menilai kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan menerapkan penutupan kode broker atau pialang selama jam perdagangan mulai 6 Desember 2021 akan berdampak baik bagi bursa maupun investor dengan kondisi pasar modal saat ini.Penutupan kode broker pada saat perdagangan berlangsung, berdampak pada investor yang akan mengurangi perilaku ikut-ikutan...
"Penutupan kode broker pada saat perdagangan berlangsung, berdampak pada investor yang akan mengurangi perilaku ikut-ikutan atau herding behavior, sehingga membuat harga saham menjadi wajar. Dengan demikian pasar modal akan menjadi sehat dan efisien," ujar Eddy dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menurut Eddy, kondisi pasar modal kini rentan terhadap dominasi volume perdagangan dari broker-broker besar, yang berpotensi berujung terhadap perilaku herding behavior atau perilaku ikut-ikutan investor ritel dalam menentukan keputusan investasi mereka.
Dengan adanya kebijakan penutupan kode broker, lanjut Eddy, maka akan mengurangi risiko investor ritel terjebak ke dalam permainan harga saham.
"Dengan kondisi pasar modal kita yang masih tipis, market cap masih sekitar Rp7.000 triliun, ada peluang bagi pemain tertentu untuk mendominasi trading volume. Tentu kebijakan ini akan baik jika diterapkan dalam waktu dekat," kata Eddy.
Baca juga: BEI: Penutupan kode broker tak kurangi transparansi pasar modal
Kemudian Eddy berpesan kepada investor ritel untuk meningkatkan pengetahuan dan jam terbang dalam berinvestasi di pasar modal serta mengandalkan analisis secara menyeluruh sebelum membeli saham di perusahaan tertentu.
Dengan demikian investor diharapkan dapat lebih berpedoman pada fundamental dan wajar dalam mengambil keputusan investasi.
"Paling tidak dengan kebijakan penutupan kode broker, investor akan mengeluarkan teknik-teknik terbaiknya daripada mengandalkan pola broker. Jadi, pasar modal lebih sehat dan baik untuk masa depan," ujar Eddy.
Sementara itu praktisi pasar modal sekaligus CEO Emtrade Ellen May mengungkapkan dirinya tidak mempermasalahkan kebijakan penutupan kode broker.
Menurutnya, investor tidak perlu khawatir terhadap kebijakan tersebut, sehingga dapat fokus terhadap analisis teknikal dan fundamental dalam keputusan investasinya.
"Tergantung kebiasaannya dari investor, kalau kebiasaan melihat kode broker akan terpengaruh. Namun, kalau yang fokusnya ke analisis teknikal dan fundamental tidak terpengaruh," ujar Ellen.
Baca juga: BEI akan tutup kode broker dan domisili di papan transaksi berjalan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021