BP Batam bangun masjid berbentuk tanjak Melayu

3 Desember 2021 17:38 WIB
BP Batam bangun masjid berbentuk tanjak Melayu
Kepala BP Batam Muhammad Rudi saat meninjau pembangunan Masjid Tanjak, Jumat (3/12/2021). (ANTARA/ Naim)
Badan Pengusahaan Kawasan Batam membangun masjid berbentuk penutup kepala khas Melayu Kepulauan, Tanjak, di sekitar Bandara Hang Nadim, seiring dengan pembangunan terminal dua.

"Masjid ini unik, berbeda dari yang lain karena berbentuk tanjak, pakaian adat istiadat daerah Melayu Kepulauan Riau," kata Kepala BP Batam Muhammad Rudi di sela-sela meninjau pembangunan Masjid Tanjak di Batam, Jumat.

Tanjak, merupakan penutup kepala yang biasanya dikenakan pria Melayu Kepulauan, yang terbuat dari lipatan khusus kain songket.

Dari tampak luar, seluruh bangunan masjid menyerupai songkok khas Melayu. Tidak terdapat kubah layaknya masjid pada umumnya, melainkan lekukan tanjak yang meninggi ke atas.

Baca juga: Masjid Sultan Batam kini miliki pojok baca digital

Baca juga: Wali Kota Batam minta PNS awasi penerapan protokol kesehatan di masjid


"Pakaian tertingginya, yang diletakkan di atas kepala adalah tanjak. Di atas kepala, tidak ada paling tinggi dari itu. Nanti dari kepala juga ke bawah, sujud kepada yang mencipta," kata Rudi yang juga Wali Kota Batam menceritakan filosofi tanjak secara singkat.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan, pembangunan masjid seiring dengan pengembangan bandara, demi memenuhi kebutuhan rohani pengguna moda transportasi penerbangan saat tiba atau hendak meninggalkan Batam.

"Maka siapkan supaya tidak menjadi utang. Kami tidak mau, bangun terminal indah tapi kebutuhan rohani kita tidak disiapkan. Menurut saya itu dosa bagi saya," kata dia.

Pihaknya berharap masjid itu selesai sebelum Ramadhan agar bisa digunakan beribadah di Bulan Suci. Namun, memang sesuai kontrak pembangunan rumah ibadah rampung pada April 2022, sedangkan Bulan Puasa dimulai awal April 2022.

Selain untuk memenuhi kebutuhan beribadah Muslimin, ia juga berharap Masjid Tanjak bisa menjadi destinasi wisata rohani daerah setempat.

"Masjid kita bangun sebagai amaliah kepada Allah. Dan sebagai kepala daerah bagaimana rakyat sejahtera, kita kembangkan pariwisata," kata dia.*

Baca juga: Haruskan prokes ketat, shalat tarawih di Batam diizinkan di masjid

Baca juga: 1.760 imam masjid dan mubalig di Batam jalani vaksinasi COVID-19

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021