Jembatan tersebut runtuh diperkirakan akibat diterjang lahar dingin sehingga pondasi yang menopang dari bawah tidak kuat menahan derasnya aliran lahar dingin Gunung Semeru. Akibatnya ambruk dan tidak bisa dilalui.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha M mengatakan, pihaknya telah menyiagakan sejumlah personel untuk mengarahkan kendaraan yang akan melintasi Jalur Piket Nol.
"Saya mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan jalur yang tidak direkomendasikan oleh para petugas karena lewat Curah Kobokan sangat berisiko dan berbahaya, lebih baik memutar jalur saja," katanya.
Letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu sore menyebabkan sejumlah fasilitas dan infrastruktur rusak. Salah satunya Jembatan Geladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Baca juga: Bantuan letusan Gunung Semeru dipusatkan di Pendapa Arya Wiraraja
Baca juga: PLN pulihkan 30 gardu listrik terdampak erupsi Gunung Semeru
Jembatan tersebut menjadi satu-satunya jembatan penghubung antara Kecamatan Pronojiwo dengan Kecamatan Candipuro. Bahkan menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang melalui jalur Piket Nol.
Semua kendaraan dari Kecamatan Senduro (Kabupaten Lumajang) menuju ke Poncokusumo (Kabupaten Malang) maupun sebaliknya dialihkan untuk putar balik.
"Semua kendaraan dari arah Probolinggo tujuan Malang dialihkan putar balik dan semua kendaraan dari arah Jember tujuan Malang dialihkan lewat Probolinggo," katanya.
Semua kendaraan dari arah Malang menuju Kabupaten Lumajang dialihkan untuk kembali melewati Probolinggo karena Jembatan Perak di Piket Nol ambruk akibat lahar dingin dan letusan Gunung Semeru.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021