Dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) Arini Astasari Widodo mengemukakan luka bakar perlu dikenali jenis serta tingkat keparahannya agar pasien dapat diobati secara tepat.Perawatan luka bakar itu bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya,
"Perawatan luka bakar itu bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Bergantung kondisi pasien, luas dan derajat luka bakar," kata dokter yang akrab disapa Arini Widodo yang dikonfirmasi Antara di Jakarta, Senin.
Dosen di Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) itu mengatakan luka bakar terbagi atas tiga derajat keparahan. Derajat pertama, mempengaruhi lapisan atas kulit, yang disebut epidermis.
Luka bakar ini menyebabkan kerusakan ringan pada kulit dengan gejala merah dan lunak atau bengkak. Contohnya, sengatan matahari ringan yang mengubah kulit menjadi merah atau mengelupas. "Umumnya dapat diobati di rumah," katanya.
Luka bakar derajat dua atau disebut ketebalan parsial, kata Arini, menembus lapisan kedua kulit, yang disebut dermis. Luka bakar ini menyebabkan rasa sakit, kemerahan, lecet dan seringkali nyeri.
Baca juga: 16 korban luka bakar awan panas Semeru dirawat di RSUD Pasirian
Ciri dari luka bakar derajat dua mengeluarkan cairan atau berdarah. Biasanya dapat sembuh dalam satu hingga tiga pekan yang ditandai perubahan warna kulit. "Luka bakar ini umumnya tidak meninggalkan bekas luka yang menonjol," katanya.
Menurut Arini perawatan untuk luka bakar tingkat dua bervariasi, bisa dengan salep atau dibalut dengan perban. Pembedahan mungkin diperlukan untuk luka bakar derajat dua yang sangat dalam atau luka bakar yang lambat untuk sembuh.
Luka bakar derajat tiga atau full thickeness burn, kata Arini, merusak kedua lapisan kulit dan juga dapat merusak tulang, otot dan tendon di bawahnya. Kulit yang terluka dapat berubah menjadi putih, hitam, atau abu-abu. "Mungkin terasa kering dan kasar. Terkadang tidak ada rasa sakit karena ujung saraf di bawah kulit rusak," katanya.
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan luka bakar tingkat tiga memiliki risiko infeksi yang tinggi. Mereka biasanya diobati dengan cangkok kulit atau operasi dengan anestesi umum, mengangkat kulit yang terluka dan menggantinya dengan kulit yang sehat dari bagian tubuh yang tidak terluka.
"Luka bakar derajat tiga yang tidak diterapi dengan cangkok kulit membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk sembuh. Luka bakar tingkat tiga kemungkinan akan meninggalkan bekas luka yang menonjol," katanya.
Baca juga: 45 orang alami luka bakar erupsi Semeru
Korban luka bakar mungkin memiliki kombinasi tingkat pertama, kedua dan ketiga. Kedalaman luka bakar dapat berubah seiring waktu, terutama jika terjadi infeksi, kata Arini menambahkan.
Sejumlah kriteria luka bakar yang memerlukan rawat inap, di antaranya pertimbangan luas luka. Pada pasien dewasa lebih dari 15 persen, sedangkan pada anak lebih dari 10 persen.
"Luka bakar disebabkan oleh api, cairan atau uap panas, kontak dengan benda atau zat panas, seperti minyak atau tar, bahan kimia atau listrik. Saat mengevaluasi luka bakar, dokter melihat dua faktor, seberapa dalam luka bakar dan ukuran luka bakar yang diukur dengan persen total luas permukaan tubuh," katanya.
Baca juga: Sebagian korban guguran awan panas Semeru alami luka bakar
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021