Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan pihaknya mengembangkan kurikulum baru untuk jenjang SMK yang merupakan kerja sama dengan industri.
“Kurikulum SMK sudah dirombak bersama dengan ratusan industri, kita namakan kurikulum prototipe. Kurikulum ini memangkas materi yang sifatnya kompetensi teknis tanpa konteks dan diganti dengan pembelajaran berbasis proyek,” ujar dia dalam Gebyar Menara Vokasi 2021 yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan pun berbeda, karena dilakukan dengan proyek yang dikerjakan di industri. Dengan demikian, siswa terbiasa membuat proyek-proyek riil yang ada di industri.
Dalam kesempatan itu, Wikan memberikan apresiasi atas upaya dari setiap wilayah yang telah berhasil membentuk akselerator daerah yang berbasis kemitraan pentahelix melalui Gebyar Menara Vokasi.
Baca juga: Pembelajaran berbasis proyek belum libatkan industri
Dalam kemitraan yang terpenting bukanlah gebyar acaranya, tetapi komitmen bersama mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri serta relevan dengan pembangunan, baik di daerah maupun di skala nasional. Program kemitraan tersebut bertujuan untuk melakukan penguatan ekonomi daerah.
"Vokasi tidak mungkin berjalan sendiri. 'Link and match', untuk bisa 'link' mungkin tidak sulit, tapi untuk 'match' ini masih menjadi tantangan. Kita harus tinggalkan cara tradisional, jangan kita mendidik dengan keyakinan sendiri yang ternyata sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri yang kebaruannya begitu cepat," jelas dia.
Fokus pembentukan akselerator daerah sendiri mengacu pada program destinasi super prioritas dan pembangunan ekonomi di kawasan 3T, seperti di wilayah Toba, Sumatera Utara dan Labuan Bajo, NTT yang membutuhkan SDM terampil untuk pengembangan kawasan wisata. Peluang ini tentunya dapat diisi oleh para lulusan vokasi yang merupakan putra-putri daerah setempat.
Pada Program Menara Vokasi, terdapat lima perguruan tinggi vokasi yang ditunjuk untuk menjadi pengampu program yang berperan sebagai penggerak di setiap wilayah, yaitu Politeknik Negeri Medan (Medan), Politeknik Negeri Bengkalis (Riau), Politeknik Negeri Banjarmasin (Banjarmasin), Politeknik eL Bajo Commodus (Labuan Bajo), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (Kolaka).
Sebelum penyelenggaraan Gebyar Menara Vokasi, setiap politeknik tersebut telah mengadakan berbagai pertemuan dan diskusi kelompok terpumpun bersama berbagai mitra, baik dari DUDI, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk menyusun peta jalan kemitraan yang berkelanjutan.
Baca juga: Mencetak talenta digital dimulai dari sekolah
Baca juga: Luhut minta Bangga Buatan Indonesia masuk kurikulum pendidikan
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021