Sejumlah warga korban banjir bandang di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat takut kembali ke rumah karena masih merasa trauma.ingat suara air itu gerumuhnya besar sekali
"Trauma aja makanya masih takut kalau kembali ke rumah," ujar Ibu Marhamah saat ditemui posko pengungsian di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kabupaten Lombok Barat, Selasa.
Janda empat anak ini mengaku, masih terngiang-terngiang kalau mengingat kejadian banjir bandang yang terjadi pada Senin pagi (6/12) tersebut. Bahkan, saat malam tiba dirinya mengaku susah tidur.
"Kalau malam hari saya susah tidur, karena ingat suara air itu gerumuhnya besar sekali. Jadi kita ingat waktu gempa tahun 2018," ucapnya.
Baca juga: Sebagian Pulau Lombok dikepung banjir
Baca juga: Lima dusun di Lombok Barat diterjang banjir bandang
Marhamah menuturkan, saat banjir bandang menerjang desanya, dirinya dan anak-anaknya sedang berada di dalam rumah. Namun, dirinya dan anak-anaknya berhasil menyelamatkan diri setelah keluar dari dalam rumah.
Meski begitu dirinya mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barang seperti pakaian dan perabotan lainnya. Karena sebagian sudah ikut hanyut terbawa arus air.
"Alhamdulillah saya dan anak-anak masih bisa selamat. Cuman pakaian banyak yang tidak bisa diselamatkan, belum lagi rumah masih berantakan karena masih dipenuhi lumpur," ujar Marhamah yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci pakaian ini.
Untuk saat ini dirinya bersama keempat anaknya harus tinggal di posko pengungsian yang disiapkan pemerintah daerah. Meski demikian, dirinya belum tahu harus sampai kapan berada di posko pengungsian.
"Kalau kembali ke rumah belum tahu sampai kapan, karena masih trauma," katanya.
Baca juga: Empat warga Lombok Barat meninggal akibat banjir bandang dan longsor
Marhamah menuturkan, saat banjir bandang menerjang desanya, dirinya dan anak-anaknya sedang berada di dalam rumah. Namun, dirinya dan anak-anaknya berhasil menyelamatkan diri setelah keluar dari dalam rumah.
Meski begitu dirinya mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barang seperti pakaian dan perabotan lainnya. Karena sebagian sudah ikut hanyut terbawa arus air.
"Alhamdulillah saya dan anak-anak masih bisa selamat. Cuman pakaian banyak yang tidak bisa diselamatkan, belum lagi rumah masih berantakan karena masih dipenuhi lumpur," ujar Marhamah yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci pakaian ini.
Untuk saat ini dirinya bersama keempat anaknya harus tinggal di posko pengungsian yang disiapkan pemerintah daerah. Meski demikian, dirinya belum tahu harus sampai kapan berada di posko pengungsian.
"Kalau kembali ke rumah belum tahu sampai kapan, karena masih trauma," katanya.
Baca juga: Empat warga Lombok Barat meninggal akibat banjir bandang dan longsor
Baca juga: Personel Kantor SAR Mataram berjibaku evakuasi korban banjir
Senada dengan Ibu Marhamah, warga lainnya juga mengaku masih trauma untuk kembali ke rumah.
"Kalau dibilang trauma kita semua yang ada di posko pengungsian trauma sekali, apalagi cuaca mendung terus. Jadi ingat banjir," ujar Ibu Mahnim (35).
Ibu empat anak mengaku, ia dan keluarga seluruhnya selamat dari banjir bandang tersebut. Meski demikian dirinya mengaku sedih karena rumah tempat tinggalnya sudah rata dengan tanah.
"Rumah saya dan orang tua itu sudah rata. Sudah enggak ada yang kita bisa selamatkan lagi," katanya.
Berdasarkan data BPBD NTB, Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat menjadi salah satu lokasi terparah yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat.
Akibat banjir bandang itu, sebanyak lima orang warga setempat dinyatakan meninggal dunia. Lima warga yang meninggal yaitu Sumiahana (35), Ladenia umur 6 bulan, Sumiati (40), Papuk Temah (65) dan H Suri (65). Suri menjadi korban terakhir yang berhasil ditemukan Selasa sore. Selain korban meninggal dunia, sejumlah warga juga mengalami dilaporkan mengalami luka-luka.
Baca juga: TNI dirikan dapur umum untuk penuhi pangan korban banjir Lombok Barat
Senada dengan Ibu Marhamah, warga lainnya juga mengaku masih trauma untuk kembali ke rumah.
"Kalau dibilang trauma kita semua yang ada di posko pengungsian trauma sekali, apalagi cuaca mendung terus. Jadi ingat banjir," ujar Ibu Mahnim (35).
Ibu empat anak mengaku, ia dan keluarga seluruhnya selamat dari banjir bandang tersebut. Meski demikian dirinya mengaku sedih karena rumah tempat tinggalnya sudah rata dengan tanah.
"Rumah saya dan orang tua itu sudah rata. Sudah enggak ada yang kita bisa selamatkan lagi," katanya.
Berdasarkan data BPBD NTB, Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat menjadi salah satu lokasi terparah yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat.
Akibat banjir bandang itu, sebanyak lima orang warga setempat dinyatakan meninggal dunia. Lima warga yang meninggal yaitu Sumiahana (35), Ladenia umur 6 bulan, Sumiati (40), Papuk Temah (65) dan H Suri (65). Suri menjadi korban terakhir yang berhasil ditemukan Selasa sore. Selain korban meninggal dunia, sejumlah warga juga mengalami dilaporkan mengalami luka-luka.
Baca juga: TNI dirikan dapur umum untuk penuhi pangan korban banjir Lombok Barat
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021