• Beranda
  • Berita
  • Aktivis: Pemerintah perlu buat kurikulum tentang krisis iklim

Aktivis: Pemerintah perlu buat kurikulum tentang krisis iklim

8 Desember 2021 17:34 WIB
Aktivis: Pemerintah perlu buat kurikulum tentang krisis iklim
Aktivis Lingkungan Melati Wijsen dalam talkshow daring "G20, Kita Bisa Apa?", Rabu (8/12/2021). (ANTARA/Sanya Dinda)
Aktivis lingkungan Melati Wijsen mengatakan pemerintah perlu membentuk kurikulum tentang krisis iklim agar kesadaran tentang lingkungan berkelanjutan tertanam sejak kecil.

"Perlu banyak perubahan dalam sektor edukasi. Aku ingin bekerja dengan pemerintah di bidang edukasi untuk mengubah kurikulum nasional," kata Melati yang merupakan salah satu aktivis muda pencetus "Bye Bye Plastic Bags" dalam talkshow daring "G20, Kita Bisa Apa?" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Melati menilai sejak kecil siswa perlu diedukasi untuk berpikir kritis dan menyadari krisis iklim sedang terjadi. Di samping itu, komitmen jangka panjang juga perlu dipelajari agar anak muda yang bergerak di bidang keberlanjutan sejak kecil dan konsisten untuk jangka waktu panjang.

"Kalau kita bisa menghubungkan pendidikan itu dengan passion, kita akan menjadi generasi perubahan. Tapi kalau kita saja tidak tahu masalahnya, akan sulit membuat komitmen untuk jangka panjang," ujarnya.

Baca juga: MUI sebut keserakahan manusia penyebab krisis iklim

Baca juga: Indonesia beri signal jelas soal kesetaraan jender atasi krisis iklim


Melati telah memulai bergerak untuk mengurangi sampah plastik sejak berusia 12 tahun. Ia masih meneruskan pergerakannya sampai kini berusia 20 tahun.

Ia memandang saat ini banyak anak muda yang telah bergerak di bidang lingkungan berkelanjutan bahkan sebelum mereka lulus dari sekolah. Saat ini ia sedang turut dalam gerakan global Youthtopia yang menghubungkan anak-anak muda yang bergerak di bidang lingkungan berkelanjutan dari seluruh dunia.

"Kita bekerja sama dengan banyak anak muda yang bahkan lebih muda dari saya. Sekarang anak muda memulai gerakan bahkan di usia 8 tahun karena kami Generasi Z mengerti tidak bisa lagi menyikapinya seperti business as usual," ucapnya.

Saat ini ia juga sedang mendorong agar anak muda dapat bekerja sama dengan pengambil kebijakan dan ilmuwan untuk memastikan lingkungan berkelanjutan dapat terwujud.

"Jadi, bagaimana kita bisa mengubah ide menjadi hal yang nyata," katanya.*

Baca juga: Menteri LHK: Indonesia tegaskan kerja nyata atasi perubahan iklim

Baca juga: PSI tawarkan gagasan peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021