Kabupaten Mimika, Provinsi Papua melalui PT Bartuh Langgeng Abadi, milik salah satu pengusaha di Timika melakukan ekspor perdana udang beku ke Jepang dengan total 9,8 ton melalui Pelabuhan Pomako, Distrik Mimika Timur.Udang ekspor ini sudah sesuai standar yang mereka minta. Kami juga sudah sepakat untuk mengatur pengiriman berikutnya pada bulan Januari 2022
Direktur Utama PT Bartuh Langgeng Abadi Sulaksono Soemitro mengatakan udang yang diekspor ke Jepang itu yakni udang tiger seberat 2 ton dan sisanya udang banana, merupakan hasil tangkapan para nelayan lokal dengan waktu tempuh perjalanan menggunakan kapal laut sekitar satu bulan.
"Ini merupakan ekspor perdana kami ke Jepang. Di Jepang sudah ada tiga pembeli yaitu dari Tokyo dan dari Fukuoka. Udang-udang ekspor ini hasil tangkapan nelayan di sekitar kawasan Pelabuhan Pomako," jelas Sulaksono di sela-sela kegiatan ekspor perdana udang ke Jepang bertempat di Dermaga Pelabuhan Pomako, Rabu.
Untuk melakukan ekspor perdana tersebut, PT Bartuh Langgeng Abadi mempersiapkan selama satu bulan.
"Udang ekspor ini sudah sesuai standar yang mereka minta. Kami juga sudah sepakat untuk mengatur pengiriman berikutnya pada bulan Januari 2022 dengan jumlah sama seperti ekspor perdana ini, maupun bulan-bulan berikutnya," kata putra pengusaha Soemitro, pemilik usaha Serayu Grup Timika itu.
PT Bartuh Langgeng Abadi memiliki fasilitas pengelolaan ikan di sekitar kawasan Pelabuhan Pomako dengan kapasitas produksi sebanyak 2,4 ton per hari atau sebulan sebanyak 70 ton.
Namun saat ini produksi udang baru sekitar 1 ton sehingga untuk memperbesar kapasitas produksi maka PT Bartuh Langgeng Abadi juga akan merintis usaha penangkapan udang untuk tujuan ekspor.
"Kendala kami saat ini suplai dari nelayan tangkap masih sedikit karena rata-rata mereka menggunakan kapal ukuran di bawah 5 gross tone. Ke depan kami berencana merambah ke bidang tangkap khususnya udang untuk meningkatkan produksi. Kalau produksi sudah meningkat, kami menargetkan setiap bulan bisa dua kali mengekspor udang ke Jepang," ujar Sulaksono.
Menurut dia, udang yang diekspor tersebut dibeli dari nelayan tangkap lokal dengan harga per kilogram Rp130 ribu. Adapun harga udang tersebut saat dibeli pengusaha Jepang berkisar antara Rp200 ribu per kilogram hingga Rp300 ribu per kilogram.
Untuk pengiriman udang ke Jepang itu, PT Bartuh Langgeng Abadi harus membayar biaya pengiriman (biaya ekspedisi konteiner) melalui kapal PT SPIL sebesar 7.400 dollar AS.
Mewakili Pemkab Mimika, Asisten III Setda Mimika Hendriete Tandiyono memuji keberanian PT Bartuh Langgeng Abadi untuk melakukan ekspor komoditas hasil laut dan perikanan langsung dari Mimika melalui pintu Pelabuhan Pomako.
Hendriete mengakui bahwa komoditas udang beku merupakan produk unggulan ekspor perikanan Kabupaten Mimika selain kepiting bakau dan ikan kakap yang juga sudah merambah pasar mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Bebas bea masuk, udang asal Indonesia diyakini bisa dominasi pasar AS
Baca juga: Menteri KP ingin Shrimp Estate di Aceh selesai pada 2021
Baca juga: Permintaan ekspor udang vaname Sultra ke Jepang meningkat
Baca juga: Ketua DPD optimis target ekspor udang naik 250 persen bakal tercapai
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021