Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan, salah satu poin penting yang disebut dalam cetak biru adalah transformasi desain organisasi perbankan yang mencakup empat aspek Workplace, Structure, Authority, dan Workforce Enablement. Dalam aspek Workforce Enablement atau Pemberdayaan Tenaga Kerja, tertulis bahwa transformasi bank digital membutuhkan perubahan tempat kerja menjadi tempat kerja digital.
Di dalam cetak biru tersebut juga dijelaskan bahwa bank perlu mengembangkan budaya digital sebagai fondasi yang kuat untuk mengubah pola pikir serta pemahaman pengurus dan pegawai bank agar berorientasi pada visi digital untuk mendukung transformasi digital perusahaan.
"Pandemi ini membuat dunia korporasi menemukan manfaat dari kerja jarak jauh. Kembali ke gaya kerja yang lama, sama saja dengan menggunakan faks setelah adanya penemuan email. Sistem kerja hybrid adalah jalan keluar yang terbaik bagi kedua dunia, baik online maupun offline. Kebijakan Ini akan meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan segala keuntungannya yang sudah terbukti. Belajar dari lockdown, saya pikir akan menjadi sia-sia apabila dunia bisnis tidak membuat perubahan ini ke dalam budaya kerja mereka," ujar Vishal
Dengan cara kerja berorientasi digital dan fleksibel tersebut, karyawan dapat terus fokus memberikan layanan prima kepada pelanggan secara efisien, beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, serta dapat menjawab setiap kebutuhan konsumen di saat pandemi ini. Meskipun Amar Bank telah menerapkan kerja jarak jauh sebagai bagian dari budaya startup sejak awal 2014, kebijakan Work From Anywhere atau bekerja dari mana saja ini resmi ditetapkan mulai Oktober tahun ini.
"Pandemi telah berhasil mempercepat transformasi digital bagi kita semua, menunjukkan dan mengajarkan kita tentang gaya bekerja di masa depan. Amar Bank sebagai bank digital telah belajar dan memahami pentingnya fleksibilitas kerja serta work-life balance bagi tenaga kerja kami. Mengadopsi gaya kerja hybrid adalah bagian dari komitmen kami untuk menjadi tempat kerja terbaik bagi semua talenta terbaik kami," kata Head of People Function Amar Bank Pangeran Ambia, .
Selaras dengan nilai-nilai perusahaan, “gesit dan fleksibel”, kebijakan WFA yang diterapkan sejak Oktober memungkinkan karyawannya untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien dari mana saja dan kapan saja.
Hal itu memungkinkan mereka untuk mengatur pekerjaannya sendiri dan memberikan hasil yang tepat waktu, sambil tetap memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. WFA juga meminimalisir biaya hidup, mengurangi waktu perjalanan serta polusi udara yang bermanfaat tidak hanya bagi pekerja dan perusahaan, tetapi juga untuk lingkungan.
"Saya pikir gaya kerja hybrid bermanfaat bagi saya sebagai karyawan, dan juga untuk perusahaan. Sebagai ibu bekerja dengan dua anak kecil, saya merasa lebih aman bekerja dari rumah (WFH), terutama di masa pandemi. Kebijakan WFA memungkinkan saya untuk berkumpul bersama keluarga di sela-sela pekerjaan. Perjalanan ke kantor yang tadinya membuat lelah dapat diminimalisir, kehidupan sehari-hari dan pekerjaan menjadi seimbang, kesejahteran pun meningkat, sehingga saya lebih produktif dalam pekerjaan tanpa mengabaikan kebutuhan keluarga saya di rumah," kata System Procedure & Policy Officer di Amar Bank Vierancy Dewi.
Sebagai sebuah perusahaan, Amar Bank, memiliki tenaga kerja lebih dari 1000 orang dan 85 persen di antaranya adalah kaum milenial. Kebijakan emiten berkode saham AMAR itu untuk mengadopsi gaya kerja hybrid dengan menerapkan kebijakan WFA diklaim mencerminkan generasi milenial dan gaya kerja mereka yang fleksibel, yang juga akan meningkatkan inovasi teknologi maupun kinerja Amar Bank di masa depan.
Baca juga: Amar Bank digelari "Best Work Place" 2020 di Indonesia
Baca juga: Transformasi digital kunci UMKM untuk berakselerasi pasca COVID-19
Baca juga: Kemenperin percepat transformasi digital IKM lewat Startup4Industry
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021