Graham Spencer, pria berkepala enam, sedang jalan-jalan pagi seperti biasa di taman pukul 6 pagi pada 30 November ketika sekitar 20 berang-berang menyergapnya, membuatnya terjatuh, kemudian menginjak-injak dan menggigitnya.
"Prosesnya berlangsung selama 10-12 detik, saya tidak bisa bergerak... Saya pikir saya akan mati. Jika mereka menggigit wajah atau leher, saya mati," katanya kepada Reuters.
Spencer bisa melarikan diri ketika temannya berlari dan meneriaki berang-berang itu, kemudian menariknya.
Grup kesejahteraan hewan mengatakan berang-berang jarang menyerang manusia kecuali mereka merasa terancam. Spencer mengatakan mungkin berang-berang salah mengira dia sebagai seorang pelari yang telah berlari duluan melewatinya, yang tak sengaja menginjak salah seekor binatang dalam cahaya pagi yang redup.
Spencer yang merupakan penduduk di Singapura berharap pihak berwenang menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti memasang lebih banyak lampu bertenaga surya di sepanjang jalur jalan.
"Berat saya lebih dari 200 pon dan saya tidak bisa bangun tanpa bantuan teman saya, jika berang-berang menyerang seorang perempuan atau anak-anak, mereka pasti tidak akan selamat," kata Spencer.
Singapore Botanic Gardens tidak segera menanggapi permintaan untuk memberi tanggapan.
Baca juga: Delapan aktivitas untuk liburan bersama anak di Singapura
Baca juga: Singapura buka pintu turis Indonesia melalui jalur VTL
Baca juga: Mengenal budaya Baba & Nyonya lewat kegiatan ramah muslim di Singapura
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021