Tiga hasil inovasi utama tersebut adalah Sistem Pemantau Radiasi Lingkungan untuk Keselamatan dan Keamanan (SPRKK), teknologi radiasi nuklir dan berkas partikel (TRNBP), dan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
"Sampai tahun 2024 kita memiliki tiga rincian output utama," kata Agus dalam Webinar Riset BRIN berseri di Jakarta, Selasa.
Baca juga: BRIN: Nuklir bantu penuhi kebutuhan listrik nasional
Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN merupakan organisasi nonstruktural yang menyelenggarakan teknis penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi di bidang ketenaganukliran dan penyelenggaraan ketenaganukliran.
Riset TRNBP berkaitan dengan teknologi iradiator, akselerator, dan berkas neutron. Sementara riset terkait teknologi PLTN meliputi antara lain penyiapan bahan baku, daur bahan bakar, sistem keselamatan, dan sistem energi nuklir.
SPRKK adalah suatu sistem terintegrasi yang pemanfaatannya untuk mendeteksi ada atau tidaknya bahan radioaktif baik dari lingkungan maupun yang masuk ke Indonesia yang bisa mengganggu keselamatan dan keamanan.
Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN mendorong pelaksanaan kegiatan riset di bidang ketenaganukliran dengan standar kualitas yang tinggi dan berorientasi dampak.
Baca juga: Bapeten: Perguruan tinggi dukung penelitian pengawasan nuklir
Baca juga: Batan: Banyak masyarakat tak tahu, nuklir bisa topang ketahanan pangan
Organisasi riset itu juga melakukan riset teknologi keselamatan reaktor nuklir, yang mana ruang lingkup penelitiannya mencakup teknologi keselamatan, keamanan serta perlindungan baik untuk reaktor riset maupun reaktor daya.
Organisasi riset tersebut juga akan mempelajari dan melakukan riset terkait teknologi terkini dan paling canggih untuk reaktor generasi keempat untuk PLTN.
Selain itu, BRIN juga melakukan riset untuk memberikan rekomendasi kebijakan pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021