Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap anak-anak muda Indonesia memiliki keahlian dan pola pikir digital.Anak-anak kita agar secepatnya semua berubah, mindset (pola pikir) digital ada, skill (keahlian) digital ada sehingga terbentuk sebuah kultur digital di negara kita
"Anak-anak kita agar secepatnya semua berubah, mindset (pola pikir) digital ada, skill (keahlian) digital ada sehingga terbentuk sebuah kultur digital di negara kita," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat peluncuran "Gerakan Akselerasi Generasi Digital" yang juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, pendiri Narasi TV Najwa Shihab dan pejabat terkait lainnya.
"Kalau kita tidak bisa menyiapkan ini, akan sulit sekali kita mengejar negara-negara lain dan kuncinya adalah dalam jumlah yang banyak. Saya minta semua perusahaan teknologi, perusahaan besar agar mau ditempati untuk magang mahasiswa-mahasiswa kita," ujar Presiden Jokowi.
Indonesia, menurut Presiden Jokowi, memiliki potensi pasar digital yang berkembang dan sangat besar sekali.
Pada 2019 pasar digital Indonesia adalah sebesar 40 miliar dolar AS, pada 2020 meningkat menjadi 47 miliar dolar AS, pada 2021 kembali meningkat menjadi sekitar 70 miliar dolar AS, dan diperkirakan pada 2025 nilainya menjadi 146 miliar dolar AS.
Baca juga: Presiden: Kita beruntung Nadiem berpengalaman soal teknologi
"Hal ini dipercepat karena adanya pandemi. Jadi pertumbuhan pasar digital kita dipercepat karena pandemi. Kita lihat logistik naik 60 persen akibat penggunaan delivery, e-grocery juga naik 60 persen, konsumen digital juga naik 10,2 persen, ini yang konsumen barunya," ungkap Presiden Jokowi.
Selanjutnya transaksi e-money dalam catatan Presiden hingga Oktober 2021 juga naik 55 persen serta volume transaksi e-money dibanding Oktober 2020 naik 31 persen.
"Apa yang ingin saya sampaikan? Potensi pasarnya ini besar, jangan yang ambil nanti orang lain," ujar Presiden Jokowi.
Ia menyebut saat ini Indonesia memiliki 2.319 perusahaan rintisan (startup).
"Semakin hari semakin tambah terus. Kita memiliki 1 decacorn, kita memiliki 7 unicorn, dan banyak sekali soonicorn (soon to be unicorn) yang nanti akan terus didorong naik jadi unicorn dan decacorn, kita semua harus mau tidak mau siap tidak siap kemajuan digital dunia," ungkap Presiden.
Baca juga: Airlangga : Generasi muda game changer ekonomi era digital
Unicorn adalah tingkat perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14,1 triliun seperti Traveloka, Gojek, Tokopedia, BukaLapak dan lainnya, sedangkan decacorn adalah perusahaan yang punya valuasi sebesar 100 miliar dolar AS atau Rp1.410 triliun.
"Saya ingat 2016 waktu ketemu Mark Zuckenberg di Amerika, saya diajak main ping pong pakai Oculus. Dia bicara ke saya 'Presiden Jokowi, ini dalam 10-15 tahun lagi akan muncul seperti kita main ping pong, setiap orang bisa beli lahan virtual, bisa bangun bisnis virtual sendiri, dan juga akan ada mall virtual, game, kantor, wisata virtual. Saya waktu itu belum bisa membayangkan tapi sekarang saya bisa mengerti betul kemajuan digital tidak bisa kita cegah," jelas Presiden Jokowi.
Gerakan Akselerasi Generasi Digital terdiri dari tiga gerakan yang dilakukan secara kolaboratif oleh Kementerian BUMN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Narasi.
Menteri BUMN Erick Thohir bertindak sebagai head mentor dalam Merah Putih Fund, Mendikbud Nadiem Makarim menjadi head mentor di Kampus Merdeka dan Najwa Shihab bertindak sebagai head mentor dalam Indonesia Digital Tribe yang menargetkan dalam waktu 4-5 bulan ada 10 ribu anak muda usia 15-35 tahun mendapat pembekalan digital skill, digital mindset dan ditantang untuk membuat proyek di 8 bidang seperti pertanian, perikanan, kesehatan, dan lainnya.
Baca juga: Erick Thohir: Merah Putih Fund akan fokus danai startup "sunnycorn"
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021