"SMK tidak hanya menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan, tetapi juga harus bisa mencetak wirausahawan muda. Untuk itu, pembelajaran di sekolah harus berbasiskan proyek," ujar Wikan di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan melalui peluncuran SMK Teaching Factory, pihaknya ingin agar siswa SMK belajar menjadi wirausahawan muda. Pameran Teaching Facrory memamerkan hasil karya 60 SMK dari seluruh Tanah Air.
Baca juga: Dirjen vokas sebut banyak peluang usaha dapat dirintis perempuan
Sementara jumlah SMK yang mengajukan proposal sebanyak 949 sekolah. Kemendikbudristek juga melakukan penajaman ide serta pelatihan dari pihak industri maupun praktisi.
Pihak Kemendikbudristek kemudian memberikan pendanaan mulai dari Rp400 juta hingga Rp450 juta. Hasilnya, sebagian besar SMK sudah memiliki omset mulai Rp3.000.000 hingga miliaran rupiah setiap bulannya.
"Usaha yang dilakukan SMK tersebut harus bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karenanya, sejak awal kami memberikan pelatihan bagaimana rencana bisnis dan pengembangan produknya," terang dia.
Baca juga: Dirjen Vokasi: Jangan takut gagal bila ingin sukses berbisnis
Baca juga: Ditjen Vokasi luncurkan beasiswa gelar dan nongelar untuk SDM vokasi
Wikan mendorong SMK di Tanah Air untuk dapat berkolaborasi dengan industri agar pembelajaran yang diberikan pada siswa berbasiskan proyek dan sesuai dengan standar industri.
Siswa kelas 12 SMKN 4 Pangkal Pinang, Bangka Belitung Zalfa Haza mengatakan sekolahnya memiliki produk, yakni makanan beku dari olahan ikan, minuman rumput laut hingga nugget ikan. Meski baru dalam skala kecil, sekolahnya sudah mendapatkan permintaan dari berbagai kalangan masyarakat.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021