Proyeksi ekonomi baru memperkirakan inflasi AS akan mencapai 2,6 persen tahun depan, dibandingkan dengan 2,2 persen yang diproyeksikan pada September, dan tingkat pengangguran akan turun menjadi 3,5 persen.
"Perekonomian tidak lagi membutuhkan peningkatan jumlah dukungan kebijakan," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan.
Indeks saham global MSCI menguat 0,10 persen, dan indeks STOXX 600 pan-Eropa naik 0,26 persen di tengah berita tersebut.
Indeks S&P 500 naik 75,48 poin atau 1,63 persen, menjadi berakhir pada 4.708,37 poin, sedangkan indeks Komposit Nasdaq terangkat 330,94 poin atau 2,17 persen menjadi 15.568,58 poin. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 390,19 poin atau 1,10 persen, menjadi 35.934,37 poin.
"The Fed tidak melempar bola kurva apa pun," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar LPL Financial. "Pasar tampaknya mengambil langkah dengan tenang. Itu tidak mengejutkan siapa pun."
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, naik 3,8 basis poin menjadi 0,697 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik 2,4 basis poin menjadi 1,463 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah AS 30-tahun naik 3 basis poin menjadi 1,849 persen.
Sementara itu, indeks dolar turun tipis 0,227 persen, dengan euro naik 0,31 persen menjadi 1,1292 dolar AS. Emas di pasar spot berada di 1.779 dolar AS per ounce.
Inflasi juga merupakan masalah di tempat lain, dengan inflasi harga konsumen Inggris melonjak pada November ke level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun menjadi 5,1 persen, melebihi semua perkiraan dari para ekonom menjelang pertemuan penetapan suku bunga bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis waktu setempat.
Investor secara tajam meningkatkan taruhan mereka bahwa BoE akan menaikkan suku bunga.
Bank Sentral Eropa (ECB) juga bertemu pada Kamis dan diperkirakan akan menarik kembali stimulus satu tingkat lagi, tetapi akan menjanjikan dukungan berlebihan untuk tahun depan, berpegang teguh pada pandangan lama bahwa inflasi tinggi yang mengkhawatirkan akan mereda dengan sendirinya.
Harga minyak lebih tinggi pada Rabu (15/12/2021), rebound dari kerugian awal setelah data persediaan AS menunjukkan permintaan konsumen yang kuat dan karena Federal Reserve mengisyaratkan ekonomi sedang pulih.
Minyak mentah AS naik 0,20 persen menjadi 70,87 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent ditutup naik 0,24 persen pada 73,88 dolar AS per barel.
Baca juga: Pasar Asia bersiaga, tunggu kenaikan suku bunga bank sentral AS
Baca juga: Bursa saham global berjuang dekati rekor tertinggi, Eropa dalam fokus
Baca juga: Survei Deutsche: Koreksi saham global 5-10 persen di akhir tahun
Baca juga: Kekhawatiran Omicron reda, saham Asia naik tipis dari terendah 1 tahun
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021