Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 3,7 persen pada 2021 dan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022, dengan asumsi tidak ada gelombang parah COVID-19 lainnya dan tingkat vaksinasi di Indonesia terus bertahan tinggi seperti saat ini.Kami lihat ekonomi akan terus pulih dengan penyeimbangan berbagai sumber pertumbuhan,
"Kami lihat ekonomi akan terus pulih dengan penyeimbangan berbagai sumber pertumbuhan," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Habib Rab dalam acara Peluncuran Virtual Laporan Prospek Ekonomi Indonesia di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan tingginya angka vaksinasi akan menyebabkan pemulihan permintaan masyarakat serta sektor swasta.
Baca juga: Bank Dunia sebut UU HPP penting tingkatkan penerimaan perpajakan
Terkait inflasi, Habib turut memproyeksikan indeks harga konsumen akan mencapai 1,6 persen pada tahun ini, cukup bertahan rendah karena permintaan yang masih rendah dan ada pembatasan inflasi dari produsen ke konsumen.
"Indonesia sudah bisa berbeda dengan tren global di mana inflasi melonjak sangat tinggi," ungkapnya.
Meski begitu, ia memperkirakan inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, walaupun masih akan berada di angka yang diharapkan pemerintah, sehingga kemungkinan akan berada di level 2,2 persen pada 2022.
Baca juga: Sri Mulyani perkirakan defisit APBN 2021 bisa capai 5,1 persen PDB
Dengan perkiraan yang positif ini, masih banyak ketidakpastian dan beberapa risiko dampak jangka panjang dari COVID-19 untuk Indonesia.
Habib membeberkan risiko tersebut adalah peningkatan pengangguran, penurunan investasi, hingga penurunan pertumbuhan potensial.
"Sejak 2010-2019 ini terus menurun dan terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain dan itu akan jauh lebih cepat lagi penurunannya karena adanya investasi yang berkurang," pungkasnya.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021