• Beranda
  • Berita
  • BRIN: Omicron lebih cepat menular dan mungkin lolos tes lab PCR

BRIN: Omicron lebih cepat menular dan mungkin lolos tes lab PCR

17 Desember 2021 16:49 WIB
BRIN: Omicron lebih cepat menular dan mungkin lolos tes lab PCR
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Amin Soebandrio. (FOTO ANTARA/Virna P Setyorini)

Omicron kemungkinan bisa lolos dari antibodi, baik yang berasal dari pascavaksinasi, pada penyintas atau yang diberikan sebagai terapi

Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof dr Amin Soebandrio W Kusumo, PhD, SpMK(K) mengatakan varian Omicron virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 bersifat lebih cepat menular dan memiliki kemungkinan lolos pemeriksaan laboratorium berbasis polymerase chain reaction (PCR).

"Omicron lebih cepat menular meski hal itu masih perlu dibuktikan lebih lanjut," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan Omicron memiliki kemungkinan lolos dari pemeriksaan laboratorium berbasis PCR karena banyak mutasi di daerah spike varian itu.

Selain itu, kata dia, Omicron tidak memiliki perbedaan gejala klinis yang menonjol dengan varian-varian lain, namun gejala klinis yang disebabkan Omicron pada sebagian besar penderita atau orang yang terinfeksi tergolong tidak berat.

Menurut dia Omicron kemungkinan bisa lolos dari antibodi, baik yang berasal dari pascavaksinasi, pada penyintas atau yang diberikan sebagai terapi.

"Itu empat sifat yang dikhawatirkan ada di Omicron ini," katanya.

Hingga saat ini, katanya, Omicron tidak menyebabkan gejala berat. Dibandingkan dengan varian Delta, dari aspek klinisnya varian Omicron memang tidak mengakibatkan gejala lebih berat dan mematikan.

Namun, kata dia, varian Omicron lebih cepat menular dan gejala klinisnya bersifat ringan. Meskipun Omicron menyerang orang yang sudah divaksinasi, tapi gejala klinis yang ditimbulkan bersifat ringan. Secara teoritis, varian itu juga bisa menginfeksi semua umur.

Karena gejala klinisnya ringan, katanya, bisa saja orang yang tidak merasa sakit atau menunjukkan gejala sakit sebenarnya sudah membawa virus itu di dalam tubuhnya dan beraktivitas seperti biasa di tengah masyarakat.

"Itu juga menjadi salah satu faktor pendukung yang menyebabkan penyebaran Omicron lebih cepat bahkan antarnegara," demikian Amin Soebandrio W Kusumo.

Baca juga: Peneliti: Omicron lebih cepat menyebar karena bergejala klinis ringan

Baca juga: Satgas COVID-19 sebut kasus Omicron pertama jadi alarm kewaspadaan

Baca juga: Terkait Omicron, lima kasus positif masih ditelaah kode genetiknya


Baca juga: Tiga WNA asal Cina terindikasi varian Omicron
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021