Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan infrastruktur literasi keuangan sangat penting dalam rangka percepatan pengentasan kemiskinan dan pengangguran.Melalui percepatan inklusi keuangan, kita bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
"Melalui percepatan inklusi keuangan, kita bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Iskandar dalam acara Peluncuran Infrastruktur Literasi Keuangan secara daring di Jakarta, Senin.
Dirinya menyadari salah satu kelompok masyarakat yang belum tersentuh inklusi keuangan adalah kelompok empat desil atau 40 persen terbawah.
Oleh karena itu, salah satu cara menciptakan kesempatan kerja untuk golongan tersebut adalah dengan melibatkan langsung dalam inklusi keuangan.
"Jadi, inklusi keuangan bukan hanya menabung saja, tetapi lebih dari itu, yakni untuk menyejahterakan rakyat Indonesia," tegas Iskandar.
Menurut dia, cara paling efektif mendorong masyarakat golongan 40 persen terbawah kepada inklusi keuangan adalah melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan berbagai kerja sama mendorong UMKM, selama ini indeks inlklusi keuangan dari sisi pemegang akun bank berhasil meningkat secara bertahap dari yang hanya 19,6 di 2019 menjadi 61,7 pada 2020.
Iskandar menambahkan hal tersebut juga terlihat pada indeks penggunaan akun bank, yakni dari 9,74 pada 2013 menjadi 81,4 di 2020.
Maka dari itu, diharapkan sasaran kelompok masyarakat berpenghasilan rendah tersebut pun bisa diperluas, agar inklusi keuangan bisa mencapai target pemerintah yaitu 90 persen pada 2024.
Baca juga: Kemenko Perekonomian-OJK gelar edukasi keuangan syariah di ponpes
Baca juga: OJK: Inovasi produk digital tumbuh lebih cepat dari literasi konsumen
Baca juga: Sri Mulyani: Pandemi COVID-19 dorong percepatan inklusi keuangan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021