Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mendorong lembaga pendidikan berasrama berbasis agama agar memberikan rasa aman dan nyaman, bagi anak-anak agar tidak terjadi kekerasan dan bebas eksploitasi.Butuh penegasan lagi agar monitoring dan evaluasi terus dilakukan
I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, mengatakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah lama berjalan bekerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Agama dalam rangka pencegahan kekerasan dan eksploitasi terhadap anak di lingkungan pendidikan berasrama.
"Tapi di lapangan memang butuh penegasan lagi agar monitoring dan evaluasi terus dilakukan agar fungsi lembaga pendidikan dapat memberikan tempat aman dan nyaman bagi anak-anak dalam mengenyam pendidikan serta bebas dari kekerasan dan eksploitasi," kata Bintang.
Ia juga mengajak perempuan untuk berani berbicara ketika ada kasus kekerasan terhadap anaknya. Hal ini terkait kasus viral salah satu lembaga pendidikan yang pengasuhnya memperkosa dan menghamili anak didiknya.
Baca juga: Menteri PPPA minta pengelola ponpes tegakkan aturan sekolah ramah anak
Baca juga: Menteri PPPA: Pelaku kekerasan terhadap anak harus dihukum berat
Perempuan harus sensitif melihat perubahan perilaku anaknya. Kedekatan dengan anak harus tetap terjalin, meski anak tinggal di asrama. Perempuan sebagai seorang ibu harus berani berbicara dan terdepan membela anak.
"Kasus ini terungkap menyelamatkan anak lainnya yang di sana, saya mengapresiasi setinggi tingginya harapannya ke depan masyarakat berani berbicara ketika mengalami melihat dan mendengarnya," kata dia.
Selain itu pihaknya menyediakan call center sahabat perempuan dan anak dengan nomor 129.
Menurut Bintang, kasus di lembaga pendidikan yang bermasalah hanya sedikit, masih banyak lembaga pendidikan yang baik sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berkaitan dengan pendidikan dari anak-anak.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta menyatakan komitmennya untuk membantu Pemerintah Pusat dalam upaya pencegahan terhadap kekerasan anak di lingkungan sekolah berasrama.
“Kami pilih Ponpes Ansorullah juga sebagai upaya membuktikan bahwa kasus kekerasan di lingkup ponpes tidak ada," kata Sunaryanta.
Baca juga: SAPA 129 berikan akses pelaporan kekerasan perempuan dan anak
Baca juga: KPAI: Hak pendidikan anak korban pelecehan seksual harus dipenuhi
Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021