• Beranda
  • Berita
  • KPPPA dukung pemberdayaan perempuan lansia lewat tradisi menganyam

KPPPA dukung pemberdayaan perempuan lansia lewat tradisi menganyam

20 Desember 2021 19:42 WIB
KPPPA dukung pemberdayaan perempuan lansia lewat tradisi menganyam
Menteri PPPA Bintang Puspayoga (kanan) memperlihatkan tas anyaman buatan para perempuan lansia di Bantul, Yogyakarta. (ANTARA/ HO-KemenPPPA)

Kerajinan seni yang mesti dilestarikan bersama,

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendukung perlindungan terhadap perempuan lansia dan mendorong upaya pemberdayaan lansia yang produktif dan mandiri, salah satunya melalui tradisi menganyam.

"Mereka perempuan-perempuan tangguh yang mesti didukung. Anyaman ini merupakan kerajinan seni yang mesti dilestarikan bersama," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga melalui siaran pers, Jakarta, Senin, terkait kunjungannya ke Bantul, Yogyakarta.

Melalui kegiatan menganyam dari bahan daun pandan yang diproduksi menjadi produk-produk kerajinan dan dapat dipasarkan, para lansia diharapkan mampu membantu perekonomian hidupnya dan melestarikan tradisi.

Menteri Bintang menegaskan pentingnya memerhatikan konsep hulu hingga ke hilir dalam proses produksi kerajinan anyaman untuk mendukung kesejahteraan para perajin perempuan lansia.

"Dari hulu kita bicara masalah bahan bakunya, mulai dari lahan penanamannya yang bisa kita koordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan Bupati untuk mencarikan solusi bersama," katanya.

Selain itu, kegiatan produksi yang dilakukan oleh mbah-mbah di sini yang berkarya dengan luar biasa harus ada regenerasinya yaitu dari anak-anak muda. Bicara mengenai hilir, regenerasi yang dilakukan anak-anak muda ini dapat berupa program pemasaran, tuturnya.

Sementara Staf Desain Produk Pandem kerajinan khas daun pandan, Wulan Rusanti menyebut terdapat kendala yang dialami para lansia dalam memproduksi kerajinan dari pandan tersebut yakni harga jual kerajinan tangan yang murah.

Hal ini menjadi kendala bagi kesejahteraan para lansia dan membuat anak muda enggan menjajaki usaha kerajinan tangan.

"Para mbah-mbah di sini merasa hidup bersama pasar, jadi ketika pasar meminta, mereka akan selalu menyuplai. Padahal harga jualnya sangat murah, hanya sekitar Rp17 ribu atau paling mahal Rp20 ribu untuk satu tas," kata Wulan.

Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan berperan penting pulihkan ekonomi dari krisis

Baca juga: Menteri PPPA dorong pemberdayaan perempuan bisa di seluruh Indonesia

Baca juga: Menteri PPPA: Pandemi COVID-19 perburuk kesenjangan gender di ekonomi

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021