Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi mengatakan teknologi modifikasi cuaca akan terus didorong untuk menjadi bagian upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).Daerah yang sudah diduga akan mengalami kekeringan bisa langsung dibasahi
"Tahun 2020 dan 2021 telah menunjukkan efektivitas teknologi modifikasi cuaca untuk mencegah terjadinya kebakaran dan lahan. Daerah-daerah yang sudah diduga akan mengalami kekeringan bisa langsung dibasahi," ujar Dirjen PPI KLHK Laksmi dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021, diikuti virtual dari Jakarta, Kamis.
"Kita berharap ke depannya teknologi modifikasi cuaca akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya solusi pengendalian pencegahan kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Modifikasi cuaca dimanfaatkan untuk membasahi tanah seperti lahan gambut untuk menjaga kelembapan dan mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan. Selain itu dimanfaatkan pula untuk pemadaman api di areal luas dan mengatasi kekeringan di wilayah tertentu.
Baca juga: KLHK terapkan Teknik Modifikasi Cuaca atasi karhutla Riau dan Kalbar
Baca juga: BPPT terapkan modifikasi cuaca untuk cegah karhutla di Riau
Dia menegaskan bahwa usaha modifikasi cuaca adalah hasil kolaborasi semua pihak yaitu KLHK, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, untuk mendorong pencegahan kebakaran terus dilakukan pelaksanaan patroli yang dilakukan baik oleh Manggala Agni dan masyarakat peduli api serta berbagai macam unsur masyarakat.
Sampai dengan November 2021, patroli terpadu melibatkan masyarakat peduli api telah dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan terdapat 242 posko desa yang menjangkau 633 desa di sekitar posko.
Patroli mandiri oleh Manggala Agni juga telah dilakukan pada 804 posko desa di berbagai provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan.
Menurut data KLHK pada Januari-November 2021 terjadi kebakaran hutan di areal seluas 353.222 hektare, atau naik dibandingkan 296.942 hektare pada 2020. Hal itu memperlihatkan kenaikan luasan kebakaran 56.280 hektare atau sebesar 15,93 persen.
Baca juga: Tinggi muka air toba meningkat selama rekayasa cuaca
Baca juga: KLHK lakukan modifikasi cuaca cegah karhutla
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021