• Beranda
  • Berita
  • Analis proyeksikan kinerja Mitratel tumbuh pesat pada 2022

Analis proyeksikan kinerja Mitratel tumbuh pesat pada 2022

23 Desember 2021 19:14 WIB
Analis proyeksikan kinerja Mitratel tumbuh pesat pada 2022
Ilustrasi - Petugas Telkom melakukan inspeksi terhadap menara "base transceiver station" (BTS). ANTARA/HO-Telkom/aa.

Pada 2022, 'revenue' dan laba bersih perseroan ditaksir mencapai Rp7,8 triliun dan Rp1,78 triliun

Kinerja keuangan dan saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel diperkirakan tumbuh pesat pada 2022 seiring cakupan infrastruktur menara yang luas di luar Pulau Jawa dan hubungan eratnya dengan Telkom Grup.

"Dua faktor itu (cakupan jaringan dan keterkaitan dengan operator seluler Telkomsel) menjadi kekuatan Mitratel untuk mencetak pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi," kata analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Ia memproyeksikan pendapatan Mitratel pada 2021 mencapai Rp6,8 triliun atau tumbuh 10 persen dari 2020. Sedangkan, laba bersih diperkirakan melesat 116,4 persen year on year (yoy) ke Rp1,3 triliun.

Pada 2022, revenue dan laba bersih perseroan ditaksir mencapai Rp7,8 triliun dan Rp1,78 triliun.

Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 unit menara dengan 42.016 penyewaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 57 persen dari total menara tersebut terletak di luar Pulau Jawa.

Peningkatan ini, lanjut Niko, terutama akan terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sementara itu, Telkomsel tercatat telah mengalihkan 10.050 menara telekomunikasi miliknya ke Mitratel dan ribuan menara yang berpeluang dilepas ke Mitratel.

Menurut Niko, revenue yang didapat dari Telkomsel diperkirakan naik lebih besar lagi karena pendapatan dua kompetitor terbesarnya yakni Tower Bersama dan Sarana Nusantra Infrastruktur yang bersumber dari Telkomsel tidak naik signifikan.

Senada dengan itu, Mandiri Sekuritas juga memandang prospek pertumbuhan Mitratel sangat menarik karena adanya tren konsolidasi di industri menara dan terus bertumbuhnya permintaan atas akses internet.

"Menara telekomunikasi saat ini merupakan salah satu infrastruktur utama dalam penyediaan akses internet nasional," kata analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat.

Mandiri Sekuritas memperkirakan pendapatan Mitratel hingga akhir 2021 mencapai Rp6,71 triliun atau tumbuh 8,5 persen dari tahun 2020. Selain itu, EBITDA ditaksir naik 19,8 persen yoy jadi Rp5 triliun dan laba bersih diprediksi melesat 127,2 persen YoY ke Rp1,36 triliun.
 

Prospek saham

Seiring dengan prospek kinerjanya yang masih menguat, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas memperkirakan prospek harga saham MTEL akan semakin positif. Harganya saat ini dinilai sangat menarik untuk dibeli karena sudah sangat murah.

Niko merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp1.040 yang menyiratkan 14,2x enterprise value to earning earning before interest tax, depreciation, and amortization (EV/EBITDA).

Menurutnya, valuasi Mitratel saat IPO juga sudah cukup rendah yakni sekitar 11x. Sementara, benchmark valuasi emiten menara sekitar 13x EV/EBITDA. Adapun saat ini valuasinya sudah semakin murah.

Penurunan valuasi itu diperkirakan karena investor masih ragu-ragu karena saham emiten menara punya korelasi dengan suku bunga mengingat utang perusahaan sejenis ini cukup besar. Selain itu, investor kemungkinan berpikir Mitratel tidak akan berkembang karena hanya menyewakan menaranya ke Telkomsel.

Sementara itu, Kresna memandang penurunan harga saham saat ini bukan hanya terjadi di Mitratel saja. Secara keseluruhan, saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menghadapi volatilitas yang lebih tinggi dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan adanya risiko pertumbuhan ekonomi global seiring merebaknya kasus COVID-19 varian Omicron.

Namun, secara fundamental, Mandiri Sekuritas melihat Mitratel saat ini berada di posisi yang relatif aman dan memiliki peluang dan kemampuan yang kuat untuk menumbuhkan skala bisnis dan profitabilitas perusahaan secara konsisten dan kencang.

"Dalam konteks investasi yang juga mempertimbangkan prospek imbal hasil dan keberlanjutan pertumbuhan laba dalam jangka menengah dan jangka panjang, saham Mitratel memiliki prospek yang sangat positif di pandangan kami," ujar Kresna.

Mandiri Sekuritas merekomendasikan buy saham MTEL dengan target harga Rp970. Itu menggambarkan valuasi perseroan 15x EV/EBITDA pada 2022.

Baca juga: Mitratel resmi catatkan saham di bursa, raih dana Rp18,79 triliun
Baca juga: Analis: IPO Mitratel jadi peluang semua operator perluas jaringan
Baca juga: Wamen BUMN ungkap IPO Mitratel sebagai IPO terbesar anak usaha BUMN

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021