Guru BK perlu memahami faktor-faktor kognitif, fisik dan psikologis yang dapat mendukung siswa membangun aspirasinya dan juga mengenali sejak dini masalah yang berpotensi menghambat pengembangan diri siswa.
Wakil Rektor III Universitas Yarsi Dr Octaviani I Ranakusuma mengatakan guru bimbingan konseling (BK) memiliki peran penting dalam membantu siswa memahami potensi dirinya dan juga membantu siswa dalam mengatasi masalah mental saat remaja.
“Juga memberikan layanan konseling apabila siswa mengalami kegamangan dalam membangun aspirasinya. Tentunya layanan ini diharapkan dapat diakses oleh seluruh siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus,” ujar Octaviani dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Guru BK perlu memahami faktor-faktor kognitif, fisik dan psikologis yang dapat mendukung siswa membangun aspirasinya dan juga mengenali sejak dini masalah yang berpotensi menghambat pengembangan diri siswa.
Saat ini, Universitas Yarsi membuat aplikasi dengan nama Sicakar dan Galaw yang dapat digunakan sebagai alat bantu bagi siswa dan guru BK untuk mengenali minat dan bakat serta mengetahui kondisi kesehatan mental siswa.
Sebelumnya, Universitas Yarsi melalui Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) menggelar Pelatihan Konselor Sebaya Kesehatan Reproduksi(Kespro) bagi siswa SMA. Permasalahan kesehatan reproduksi bagian masalah masyarakat antara lain seks bebas, kekerasan seksual, kehamilan tidak direncanakan, HIV AIDS, narkoba, pornografi, pornoaksi, pernikahan dan sebagainya.
Kepala Pusat Yarsi HIV/AIDS dan PPKS Universitas Yarsi ,Dr Maya Trisiswati MKm, menjelaskan konselor sebaya merupakan individu memberikan bantuan kepada orang lain sebaya agar dapat mengatasi permasalahannya.
“Pada remaja biasanya mereka memiliki hubungan saling percaya satu sama lain, antar teman sebayanya dibandingkan dengan orangtua. Hal ini menjadi sebuah gagasan dibentuknya pelatihan konselor sebaya. Tentunya pelatihan ini diharapkan dapat membentengi remaja dari pengaruh negatif,” kata Maya.
Pelatihan itu mencari alternatif solusi, bukan mencari keputusan apa harus dilakukan. Saat pelatihan Maya mengingatkan kepada para peserta untuk tidak menggurui serta tidak menghakimi para klien (teman sebaya).
“Jadi jangan sekali-kali teman kita menjadi korban kekerasan atau apapun,” imbuh Maya.
Seseorang dapat menjadi konselor kesehatan reproduksi untuk siswa SMA dengan kriteria siswa SMA, berminat dalam isu-isu terkait kespro dan memiliki jiwa sosial dan berminat menjadi konselor sebaya juga bersedia melakukan rencana tindak lanjut yang disepakati, tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi serta tidak memiliki masalah dalam akademis.
Baca juga: Kadispendik: Guru BK wajib beri solusi masalah siswa saat pandemi
Baca juga: Legislator minta guru BK tidak hanya konsultasi karier
Baca juga: Psikolog : guru BK harus mengikuti perkembangan zaman
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021