Menjelang penghujung tahun 2021 masyarakat dikejutkan dengan kabar rentetan kecelakaan yang menimpa bus TransJakarta.harus segera melaksanakan seluruh rekomendasi KNKT
Transportasi umum yang menjadi andalan bagi warga yang beraktivitas di Jakarta itu mengalami musibah kecelakaan dalam kurun waktu berdekatan pada tiga bulan terakhir.
Ironisnya rentetan peristiwa tersebut juga tak sedikit memakan korban jiwa baik dari penumpang bus, pramudi TransJakarta, hingga pengendara kendaraan bermotor yang terlibat insiden kecelakaan.
Tentu kita masih ingat dengan tragedi kecelakaan TransJakarta yang terjadi di Jl. MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (25/10).
Insiden kecelakaan yang terjadi tak jauh dari Halte Cawang Ciliwung sekitar pukul 08.40 WIB itu melibatkan dua bus TransJakarta. Akibat kecelakaan itu dua orang meninggal dunia, salah satunya merupakan supir dan 37 penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Empat hari setelah peristiwa nahas tersebut, bus TransJakarta kembali mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Sultan Iskandar Muda Gandaria City Jakarta Selatan tepatnya arah Kebayoran Lama.
Baca juga: TransJakarta lakukan penyesuaian armada pada Natal dan Tahun Baru
Bus dengan nomor polisi B7719 TGR menabrak beton separator sisi kanan jalan pada (29/10). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kecelakaan tersebut.
Peristiwa kecelakaan tunggal TransJakarta juga terjadi pada awal bulan Desember ini tepatnya pada Kamis (2/12). Sebuah bus TransJakarta menabrak pos polisi di depan PGC.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.30 WIB itu diduga akibat sebuah dongkrak yang berada di bawah kursi pengemudi menimpa pedal gas.
Akibat peristiwa itu pos polisi di depan PGC mengalami rusak parah dan satu orang petugas TransJakarta luka ringan.
Beberapa hari kemudian bus TransJakarta kembali terlibat kecelakaan lalu lintas usai menabrak seorang pejalan kaki hingga meninggal dunia di Jalan Raya Taman Marga Satwa Raya Gotong, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Senin (6/12) malam.
502 kecelakaan
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Mochammad Yana Aditya saat rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, menjelaskan bahwa setidaknya terdapat 502 insiden kecelakaan bus TransJakarta sepanjang Januari hingga Oktober 2021.
Jumlah tersebut belum termasuk kecelakaan yang terjadi pada bulan November dan Desember 2021. Yana dalam dokumen yang ia paparkan menjelaskan bahwa peristiwa kecelakaan paling banyak terjadi pada bulan Januari 2021, yaitu sebanyak 75 kecelakaan.
Selanjutnya pada bulan Februari 2021 tercatat ada sebanyak 63 kasus kecelakaan bus TransJakarta. Jumlah itu meningkat menjadi 72 kasus kecelakaan pada bulan Maret dan 55 kecelakaan pada bulan April 2021.
Baca juga: TransJakarta tandatangani perjanjian kerja dengan serikat pekerja
Pada bulan Mei 2021 jumlah kecelakaan TransJakarta menurun menjadi 54 kasus, lalu bulan Juni ada 48 kasus, dan bulan Juli sebanyak 44 kasus kecelakaan, Agustus 22 kasus, September 42 kasus, dan Oktober 27 kasus.
Sementara itu, berdasarkan laporan tersebut operator yang mengalami kecelakaan paling banyak adalah PPD dan Mayasari Bhakti dengan masing-masing 34 persen dari 32 persen dari total keseluruhan kejadian
Sebanyak 88 persen kecelakaan disebabkan oleh TransJakarta sebagai pelaku, sementara sisanya, 12 persen, bus TransJakarta sebagai korban.
Atas rentetan peristiwa kecelakaan tersebut, bahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta itu pun meminta maaf kepada masyarakat.
Evaluasi dan perbaikan
Manajemen TransJakarta tentu tak ingin tinggal diam menanggapi kecelakaan bus yang terjadi. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun digandeng untuk melakukan audit prosedur keselamatan operasi, setelah adanya kecelakaan beruntun tersebut.
Selama proses audit itu TransJakarta juga telah menghentikan operasi sementara armada mitra operator yang mengalami kecelakaan.
Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan terdapat empat hal yang menjadi fokus KNKT, yakni manajemen risiko, kelayakan awak, kelayakan armada serta keamanan dan keselamatan lintasan bus.
Baca juga: KNKT berikan empat rekomendasi untuk TransJakarta
KNKT memberikan masukan agar di dalam struktur organisasi TransJakarta perlu ada penambahan departemen khusus yang khusus mengelola manajemen risiko dan juga bertugas memberikan jaminan keselamatan.
Wildan berpandangan di dalam tubuh TransJakarta memang sudah memiliki unit yang menangani hal serupa, tapi unit tersebut masih kecil sehingga perlu ditingkatkan kewenangannya. TransJakarta, menurut WIldan perlu melakukan pembenahan dalam hal standar operasional prosedur yang digunakan.
KNKT juga merekomendasikan TransJakarta untuk melakukan pemetaan terkait risiko dari rute yang dilalui bus TransJakarta dengan mengajak Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Terkait kompetensi pengemudi, KNKT juga sudah mendiskusikannya dengan manajemen TransJakarta dan badan profesional sertifikasi profesi di mana perlu adanya "review" atas standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) serta skema kompetensi profesi.
Rencananya pada 2022 mendatang TransJakarta akan mendirikan akademi khusus untuk mendidik dan melatih pengemudi bus. Diharapkan nantinya pelatihan itu menghasilkan pengemudi yang memiliki tiga ring kompetensi, yaitu terkait pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik.
Sebagai transportasi umum yang masih menjadi andalan bagi warga tentu TransJakarta harus segera membenahi terkait keselamatan berkendara dan tingkat kecelakaan yang menjadi pekerjaan rumah dalam menyongsong tahun baru.
Manajemen TransJakarta harus dapat menerima seluruh rekomendasi KNKT serta melaksanakannya dalam waktu yang sesegera mungkin akan hal-hal yang tidak diinginkan saat operasi dapat dicegah.
Baca juga: Dishub DKI segera realisasikan rekomendasi KNKT soal TransJakarta
Harapan ke depan segala upaya yang telah dan akan dilakukan oleh TransJakarta dapat kembali membangkitkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum yang aman dan nyaman.
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021