Menurut mereka, kehadiran platform streaming musik dan media sosial masih akan terus mempengaruhi eksistensi musik Indonesia di tengah masyarakat.
Baca juga: Industri musik Indonesia perlu atur strategi hadapi era hibrida 2022
"Untuk tren musik, saya rasa enggak jauh berbeda dengan 2021 ya. Banyak orang mendapatkan musik baru, lagu baru, artis baru, dari platform streaming seperti Spotify, Resso, JOOX," kata Wendi Putranto kepada ANTARA, Selasa.
Senada dengan Wendi, Andi Rianto juga menambahkan bahwa tren musik di 2022 masih didominasi oleh musik-musik yang viral melalui media sosial, seperti TikTok.
"Pengaruh TikTok itu sangat luas, ya, jadi kayaknya kalau misalnya ada satu lagu yang tiba-tiba viral di TikTok pasti akan ada pengaruhnya ke sales, streaming, dan yang lainnya," ujar Andi.
Baca juga: SAE persembahkan "Tunggu Aku" lagu untuk pejuang LDR
Musik dangdut makin besar dan beragam
Menurut Wendi, musik dangdut memiliki basis penggemar yang sangat besar sehingga akan terus melanjutkan kejayaannya di tahun 2022 dengan variannya yang semakin beragam.
"Lagu-lagu pop Jawa itu besar di 2021 ini. Sebagai the music of our country, dia akan tetap jadi tuan rumah, penggemarnya banyak. Kalau saya lihat, musik ini akan lebih besar lagi dengan varian-varian yang makin beragam," kata Wendi.
"Dulu kan ada dangdut koplo dan sebagainya. Bisa dibilang di 2022 (musik dangdut) masih akan terus menguasai," lanjut dia.
Sementara itu, menurut Andi Rianto, akan ada banyak penyanyi dangdut yang lahir di 2022. Selain itu, nama-nama yang sudah besar di tahun 2021 juga akan terus menghasilkan karya-karya baru.
"Kalau saya lihat di 2022, musik dangdut akan terus eksis. Nanti akan ada beberapa new act di dangdut, mungkin bisa jadi dari jebolan ajang kompetisi. Tapi pedangdut yang sekarang namanya sudah besar masih akan terus menghasilkan karya baru," ujar Andi.
Baca juga: Musik yang "hits" di Indonesia sepanjang 2021
Musik rock perlu waktu pulih dari pandemi
Sementara untuk musik rock, Wendi mengatakan genre tersebut masih perlu waktu yang lebih lama untuk pulih usai terdampak pandemi COVID-19 dibandingkan genre lain.
"Dia kena (dampak) lebih dulu dan pulihnya paling belakangan. Musik rock enggak bisa nonton sambil duduk. Sekarang kan konser duduk. Teman-teman di Solo sudah mencoba Rock in Solo, penontonnya duduk dan menurut wartawan di sana rasanya janggal. Mereka cuma bisa ngangguk-ngangguk, sementara biasanya kan ada yang headbang segala macam," ujar Wendi, lalu menambahkan bahwa band Seringai yang dia kelola juga sudah dua tahun tak manggung karena pandemi.
Meski butuh waktu lama untuk pulih, Wendi percaya bahwa selama pandemi COVID-19 banyak musisi termasuk dari genre rock yang tetap membuat karya. Hanya saja, mereka belum bisa menampilkannya secara langsung di depan penonton.
Andi Rianto juga percaya bahwa musik rock akan tetap eksis di 2022, bahkan talenta-talenta baru di genre tersebut akan bermunculan.
"Musik rock pasti tetap akan ada pasarnya dan peminatnya, dan pasti akan lahir new act di genre itu," kata Andi.
"Menurut saya juga nanti pasti akan ada kayak resurrection atau kebangkitan dari grup-grup yang sudah lama eksis di bidang rock," imbuhnya.
Baca juga: Mukbang, musik lokal paling banyak ditonton di YouTube Indonesia 2021
Baca juga: Andreas Arianto, MANJA, dan Nikki Asvikarani rilis "None Of Us Knows"
Baca juga: Pembelajaran musik tradisi akan dimasukkan dalam program pendidikan
Grup band mulai bangkit di tengah banyaknya solois
Di tahun depan, Wendi memprediksikan bahwa penyanyi solo akan semakin banyak. Hal tersebut karena penyanyi solo dinilai lebih mudah untuk menelurkan karya mereka.
"Asumsinya penyanyi solois akan banyak yang keluar, merilis karya single atau bahkan album di tahun depan, karena lebih simpel kan tentunya dibanding membentuk band," kata Wendi.
"Kalau band kan butuh proses, mereka cari personil, cocokin chemistry, bikin karya bareng. Jadi perlu tahapan cukup panjang. Kalau solo dia bisa nulis sendiri, bikin musiknya juga lebih gampang bisa menggunakan aplikasi, dan dirilis langsung untuk market digital. Jadi potensinya sangat besar," sambungnya.
Meski begitu, Wendi juga menilai bahwa band akan bangkit di tahun 2022. Pasalnya, di samping dampak negatif yang dirasakan selama pandemi COVID-19, dia mengatakan kondisi tersebut juga memberikan pengaruh yang positif di industri musik, di antaranya banyak band-band baru yang terbentuk.
Baca juga: AMI Awards gandeng platform daring hadirkan obrolan musik masa kini
"Di Indonesia memang selalu memproduksi band-band baru yang lumayan besar dan bisa dibilang pandemi ini justru makin banyak band terbentuk. Kita punya program namanya Emerging Showcase, yang mengundang band-band baru untuk daftar dan kita kasih panggung. Yang daftar ada 80-120 band setiap bulan," ujar Wendi.
Menurut Wendi, permasalahan yang dialami oleh grup band di Indonesia saat ini adalah tidak bisa menggelar pertunjukan langsung di depan penonton karena pandemi membuat semua kegiatan masyarakat serba terbatas.
Meski demikian, dia yakin bahwa band Indonesia tidak akan kalah dengan negara lain, bahkan bisa menjadi yang terdepan.
"Saya sih optimis band Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, bahkan terdepan. Band-band baru hadir, cuma enggak bisa manggung aja," kata Wendi.
Baca juga: Pandemi pengaruhi genre dan tren musik baru
Sependapat dengan Wendi, Andi Rianto juga optimis bahwa grup band akan bangkit di tengah banyaknya penyanyi solo di tahun 2022 mendatang. Apalagi di tahun depan, menurut dia, akan mulai banyak konser yang diselenggarakan secara langsung.
"Solo act akan terus berjaya, tapi band-band juga akan mulai lagi. Saya melihat ini kaitannya dengan pertunjukan live. Jadi live show akan mulai marak lagi dan band pasti akan mulai bangkit," ujarnya.
Lagu anak-anak masih alami krisis
Mengenai lagu anak-anak. Wendi menilai masih akan mengalami krisis di tahun 2022. Pasalnya hingga saat ini, jumlah penyanyi cilik yang konsisten di industri musik Indonesia masih sangat sedikit.
"Yang paling besar Naura mungkin, ya. Yang konsisten kan dia dan sekarang sudah menginjak remaja berarti kekurangan lagi. Jadi menurut saya kayaknya masih mengalami krisis, saya belum mendengar karya yang lebih dari Naura," kata Wendi.
"Di AMI Awards, saya ngecek di 2021 memang ada penyanyi anak yang baru tapi belum ada yang menandingi levelnya Naura. Jadi sangat sedikit penyanyi anak Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu, Andi Rianto tetap mengungkapkan optimismenya terhadap lagu anak-anak meski dia juga belum melihat sosok yang akan konsisten meneruskan kiprah Naura sebagai penyanyi cilik.
"Sebenarnya saya lihat mulai 2014-2015 sudah mulai ada kebangkitan. Sudah mulai banyak lagu-lagu anak, penyanyi anak yang menyanyi sesuai dengan umurnya," ujar Andi.
"Sekarang kita lihat Naura beranjak jadi penyanyi dewasa dan kita lihat siapa yang kira-kira akan muncul setelah dia. Saya enggak sabar sih menunggu perkembangan musik Indonesia," imbuhnya.
Ke depannya, Wendi berharap pandemi bisa terus melandai sehingga kegiatan masyarakat kembali seperti semula, termasuk di dunia musik. Dengan demikian, artis-artis pendatang baru dapat melakukan tur untuk memperkenalkan karya-karya mereka.
"Tur kan nyawa dari showbiz. (Semoga) band-band dan artis pendatang baru bisa tur, sehingga mereka makin dikenal dan karyanya dikenal," pungkas Wendi.
Baca juga: Dukung musisi lokal, RRI Surabaya rilis album kompilasi
Baca juga: Musisi sebut tarif royalti musik di Indonesia sangat rendah
Baca juga: "Indonesia Bisa", lagu penyemangat untuk hadapi COVID-19
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021