Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam acara yang diikuti virtual, Selasa, mengatakan pada lapisan backbone, pembangunan infrastruktur digital yang dilakukan yakni penggelaran fiber optik jaringan tulang punggung nasional.
"Indonesia saat ini di tahun 2021 telah tergelar lebih dari 359.000 fiber optik di darat dan di laut, termasuk Palapa Ring di dalamnya. Palapa Ring itu 12.300 KM kalau tidak salah panjangnya," ujar Johnny.
Namun, kata dia, panjang fiber optik yang telah tergelar saat ini masih belum cukup untuk menghubungkan titik titik yang belum terhubung, yang panjang seluruhnya mencapai 12.083 KM.
Untuk itu, Johnny mengatakan Kominfo bersama operator seluler masih akan terus melakukan penggelaran fiber optik pada 2022 agar utilisasi infrastruktur jaringan tulang punggung nasional itu menjadi lebih baik.
"Tahun 2022 nanti kita akan membangun fiber optik sepanjang 12.000 KM sehingga melengkapi hampir 370.000 kilometer fiber optik di darat dan di laut di Indonesia," kata Johnny.
Pada lapisan middle-mile, lanjut Johnny, pihaknya tengah menyiapkan Satelit Republik Indonesia Raya (SATRIA-1) yang akan menguatkan akses telekomunikasi nasional.
Proyek yang berada di bawah tanggung jawab BAKTI Kominfo itu dikerjakan dalam skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Perakitan satelit SATRIA-1 dikerjakan oleh Thales Alenia Space dari Perancis. Sementara untuk peluncurannya akan dilakukan oleh Perusahaan asal Amerika Serikat SpaceX.
"kita harapkan satelit ini akan diletakkan di orbit di kuartal keempat tahun 2023," kata Johnny.
Adapun pada lapisan last-mile, Kementerian Kominfo terus membangun base transceiver station (BTS) di desa atau kelurahan yang masih mengalami blank spot atau belum terjangkau jaringan 4G.
Johnny menyebut dari sekitar 83.000 desa dan kelurahan yang ada di Indonesia, 12.548 di antaranya blank spot.
"Untuk itu pembangunan BTS yang saat ini sedang berlangsung dan terus berlangsung sampai dengan tahun 2022 nanti kita harapkan di akhir Tahun 2022 seluruh desa dan kelurahan yang blank spot Itu sudah terlayani dengan sinyal 4G," kata Johnny.
Meski pembangunan infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi terus digencarkan, Johnny menilai masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memperkecil disparitas digital.
"Kita masih memerlukan banyak BTS, kita masih membutuhkan banyak kapasitas satelit, kita masih harus menggelar banyak atau panjang sekali fiber optik untuk melengkapi infrastruktur komunikasi teknologi dan informasi Indonesia dalam rangka untuk memperkecil disparitas digital," pungkas dia.
Baca juga: Mitratel dan Alita kolaborasi perkuat infrastruktur ekosistem digital
Baca juga: EXPO 2020 Dubai panggung Indonesia unjuk infrastruktur digital
Baca juga: Presiden Jokowi: Saya ingin cepat membangun "digital government"
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021