Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto mengatakan pandemi COVID-19 tidak menyurutkan LPEI berperan aktif dalam peningkatan ekspor nasional dan pemberdayaan sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui Program Desa Devisa.
"Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah," ujar Agus dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Program Desa Devisa dimulai sejak 2019 dan berbasis pemberdayaan masyarakat yang mendorong kemandirian petani melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor dengan produk berkualitas yang berdaya saing tinggi.
Baca juga: Desa Devisa binaan LPEI akan ekspor kopi perdana ke Arab Saudi besok
Pada 2019 LPEI memulai dengan Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan biji kakao yang difermentasi dan di masa pandemi pelaku usaha di desa tersebut masih mampu ekspor secara mandiri ke Jepang dan Belgia.
Selanjutnya Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta, dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan sehingga mampu melakukan ekspor ke negara-negara Eropa.
Hingga Desember 2021, LPEI telah meluncurkan Program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Desa Devisa Tenun Gresik, dan Desa Devisa Garam Kusamba Klungkung. Teranyar LPEI meluncurkan Desa Devisa Rumput Laut Sidoarjo dan menjadi Desa Devisa ke-27 di Indonesia.
Total penerima manfaat dari program tersebut sampai saat ini telah mencapai 2.953 orang petani/penenun/pengrajin dan ke depannya diyakini akan terus bertambah.
Agus menambahkan kesuksesan program Desa Devisa tersebut telah mampu meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi lebih dari 10.000 anggota masyarakat setempat yang terkait dengan pengembangan komoditas dan Program Desa Devisa.
Baca juga: LPEI akan kembangkan desa devisa dorong produk lokal mendunia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021