Komite Penasihat CDC yang membidangi Praktik Imunisasi (ACIP) itu memberikan suara 13 banding 1 untuk merekomendasikan agar badan kesehatan AS tersebut mendukung suntikan booster bagi kelompok usia itu sedikitnya lima bulan setelah dosis kedua mereka.
Panel itu juga mengatakan CDC harus memperkuat rekomendasinya untuk booster usia 16 dan 17 tahun. Badan itu sebelumnya telah menyediakan suntikan untuk remaja tersebut, tetapi tiba-tiba berhenti menyarankan bahwa mereka semua harus menerima suntikan tambahan.
Kasus COVID-19 di Amerika Serikat telah mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa hari terakhir akibat varian Omicron yang menyebar cepat.
Baca juga: AS akan perbarui definisi "vaksinasi lengkap" COVID-19
Tingkat infeksi melonjak karena banyak pekerja dan anak sekolah kembali dari liburan, meningkatkan kemungkinan membebani sistem kesehatan serta penutupan bisnis dan sekolah.
“COVID membuat kewalahan rumah sakit kita dan rumah sakit anak-anak kita,” kata anggota panel Dr. Katherine Poehling, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Wake Forest. "Vaksin booster adalah alat yang perlu kita gunakan, dan membantu anak-anak kita melalui pandemi ini."
Data dari Kementerian Kesehatan Israel yang dipresentasikan pada pertemuan itu menunjukkan bahwa anak-anak 12-15 tahun yang divaksin terinfeksi Omicron 5-6 bulan setelah dosis kedua mereka pada tingkat yang sama dengan anak-anak yang tidak divaksin. Setelah menerima suntikan booster, tingkat infeksi turun tajam, menurut data itu.
Dr. Peter Marks, pengatur utama di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), mengatakan bahwa masuk akal untuk memperluas cakupan penyuntikan booster hingga anak 12-15 tahun mengingat lonjakan kasus saat ini.
Baca juga: Biden akan bahas tanggapan COVID setelah CDC dukung vaksin "booster"
FDA mengizinkan dosis tambahan penguat COVID-19 Pfizer untuk anak 12-15 tahun pada Senin, tetapi CDC perlu menandatangani sebelum suntikan dapat diberikan. Direktur CDC Rochelle Walensky diharapkan menyetujuinya dengan cepat agar booster itu bisa mulai diberikan minggu ini.
Beberapa ilmuwan telah menyatakan keprihatinan tentang suntikan booster itu karena kasus langka peradangan jantung yang disebut miokarditis yang telah dikaitkan dengan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, terutama pada pria muda.
Meskipun ada data terbatas tentang miokarditis setelah dosis booster untuk anak 12-15 tahun, FDA telah mengatakan bukti dari AS dan Israel menunjukkan bahwa risiko miokarditis pada pria 18-40 tahun secara signifikan lebih rendah setelah disuntik booster daripada setelah dosis vaksin kedua.
Hanya dua kasus miokarditis yang dilaporkan di Israel di antara 44.000 remaja berusia 12-15 tahun yang menerima dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech, kata Kementerian Kesehatan Israel, Rabu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rekomendasi CDC AS soal vaksin booster sertakan guru dan nakes
Baca juga: CDC AS dukung vaksin booster Pfizer, tapi bukan untuk nakes
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022