Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Pemerintah membangun konsep Smart Village atau Desa Cerdas bagi hunian tetap (huntap) yang diperuntukkan warga terdampak bencana alam.Jadi ini tidak hanya permukiman, tapi semacam Smart Village, artinya kampung yang ditata dan diberikan juga tempat-tempat kegiatan usaha lengkap.
"Jadi ini tidak hanya permukiman, tapi semacam Smart Village, artinya kampung yang ditata dan diberikan juga tempat-tempat kegiatan usaha secara lengkap," kata Wapres dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Konsep Desa Cerdas tersebut saat ini sedang dikembangkan untuk huntap terdampak gempa bumi, likuefaksi dan tsunaim di Palu, Sulawesi Tengah serta di Lumajang, Jawa Timur yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Dan ini memang menjadi model yang kami lakukan di beberapa tempat ketika terjadi relokasi daerah, termasuk juga di Lumajang, mungkin di Pombewe juga kemudian seperti Smart Village," kata Wapres pula.
Pengembangan konsep Desa Pintar tersebut, lanjut Wapres, antara lain bertujuan untuk menyediakan tempat bagi masyarakat yang direlokasi dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Model ini kami kembangkan dalam rangka supaya mereka tidak kehilangan tempat usaha dan ekonomi," ujarnya.
Desa Cerdas merupakan program pengembangan desa yang menerapkan teknologi digital dan informasi tepat guna untuk mewujudkan kemandirian bagi desa yang ada di berbagai daerah.
Dalam konsep Desa Cerdas tersebut, jaringan dan koneksi internet menjadi sarana utama untuk masyarakat desa mencapai kemajuan.
Program Desa Cerdas dikembangkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), di periode 2020-2024, dengan target sebanyak 3.000 desa.
Baca juga: BNPB: Penanganan bencana Semeru masuk transisi darurat ke pemulihan
Baca juga: Risma paparkan kebijakan dorong pemulihan pascabencana di NTT
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022