Dia menyebutkan di kawasan itu tidak macet dan hampir dua tahun terdampak pandemi COVID-19.
"Karena COVID banyak kios di Tanah Abang tutup. Banyak juga pedagang yang akhirnya mengontrak tidak buka lagi usahanya. Jadi kalau dibilang sekarang ini macet, dimana?," kata Riano dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Legislator dari daerah pemilihan Jakarta I meliputi Tanah Abang itu mengaku sering melintas di kawasan yang terkenal dengan sentra perdagangan tekstil tersebut.
Anggota Fraksi PAN DPRD DKI itu menilai saat ini ada kemajuan di kawasan Tanah Abang selama periode Gubernur Anies Baswedan. Di antaranya Jembatan Penyeberangan Multiguna Tanah Abang (Skybridge) yang bisa menghubungkan sejumlah titik strategis di kawasan tersebut.
Baca juga: Tanah Abang macet tanda ekonomi bergeliat
Baca juga: Geliat transaksi dagang di Pasar Tanah Abang sudah meningkat Saat ini warga yang turun dari Stasiun Tanah Abang langsung terhubung "Skybridge" dan dengan Halte Jak Lingko, Jalan Jati Baru, Halte TransJakarta, Blok F serta Blok G Tanah Abang.
Di masa lalu, kata dia, orang kalau keluar stasiun kesulitan mengakses tempat yang dituju. "Kesulitan ini dipicu banyak hal mulai dari kemacetan lalu lintas, kesemrawutan pedagang kaki lima, hingga kendaraan yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi," kata Riano.
Begitu juga ada pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di Jalan Jatibaru Raya. "Oleh Pemprov DKI dipindahkan ke "Skybridge" yang disediakan mencapai 446 kios," katanya.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung kawasan Tanah Abang yang disebut macet saat hadir dalam peringatan HUT PDI Perjuangan ke-49 di Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur, Minggu (9/1).
"Tanah Abang dulu sudah beres dan tidak macet, lha kok tiba-tiba Tanah Abang jadi macet, Tanah Abang jadi berubah," kata Hasto.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022