SPBU Apung di Kepulauan Seribu Utara mulai beroperasi sejak Juli hingga Desember 2021, kemudian berhenti pelayanan karena proses perpanjangan kontrak penggunaan kapal pengangkut BBM antara PT Alinda Nusantara dengan PT Pertamina Patra Niaga.
Baca juga: SPBU Apung dukung program nasional BBM satu harga
"Kontrak perpanjangan operasional angkutan kapalnya sudah selesai minggu ini dan mulai beroperasi minggu depan," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Kepulauan Seribu, Iwan P Samosir di Jakarta, Selasa.
Iwan menambahkan kuota BBM bersubsidi pada 2022 sebesar 2.000 kiloliter per tahun atau meningkat dari 2021 sebesar 1.640 kiloliter per tahun untuk melayani masyarakat nelayan di Kepulauan Seribu.
Iwan menuturkan keberadaan SPBU Apung menjamin harga BBM yang dijual sama dengan di daratan Jakarta.
Baca juga: Kepulauan Seribu rencanakan SPBU Apung di Pulau Karya
SPBU Apung merupakan solusi yang dianggap tepat untuk penyediaan bahan bakar di Kepulauan Seribu karena penyediaan sarana SPBU konvensional sulit direalisasikan karena perhitungan untung dan rugi.
Dengan SPBU Apung, Iwan menyebutkan kapal nelayan tidak perlu ke daratan Jakarta atau di pangkalan untuk membeli bahan bakar.
Nantinya, SPBU tersebut hanya melayani penjualan solar untuk nelayan dengan sistem kartu, sehingga penjualan BBM bisa dibatasi untuk nelayan atau pemilik kapal di bawah 25 Gross Tonnage (GT).
"BBM bersubsidi ini dijual kepada nelayan yang mendapatkan rekomendasi dari lurah maupun Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) Kepulauan Seribu," tutur Iwan.
Baca juga: DKI optimalkan peran nelayan jaga ekosistem DPL di Kepulauan Seribu
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022