Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia merosot 0,77 persen atau 57,00 poin menjadi menetap di 7.390,10 poin, memperpanjang penurunan untuk sesi kedua berturut-turut. Indeks acuan menyusut 0,08 persen pada Senin (10/1/2022).
Australia melaporkan 86.000 kasus COVID-19 pada Selasa, dengan dua negara bagian lagi akan melaporkan di kemudian hari, rumah sakit mulai kewalahan dengan sumber daya yang mulai menipis dan memukul rantai pasokan perusahaan.
Saham sektor keuangan tergelincir 1,7 persen, dengan beberapa investor mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih cepat. Commonwealth Bank of Australia memimpin kerugian di antara bank-bank Empat Besar dengan penurunan 1,8 persen.
"Kami mungkin melihat kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari pasar AS, yang akan disaring ke pasar Australia pada 2022 dan 2023," kata Dale Raynes, direktur asosiasi di CPS Capital.
Jaringan supermarket dua terbesar di Australia, Woolworths and Coles, masing-masing jatuh lebih dari 2,0 persen, sementara Wesfarmers kehilangan 1,2 persen.
Data penjualan ritel untuk November melonjak melewati perkiraan untuk bulan kedua, tetapi lonjakan infeksi COVID-19 sejak itu mengancam menunjukkan kinerja yang lebih lemah pada Desember.
Para penambang emas bertambah 1,24 persen, mencatat kenaikan indeks tertajam sejak Desember, didukung oleh kenaikan harga logam, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap kenaikan suku bunga. Resolute Mining terangkat 2,94 persen dan Evolution Mining meningkat 2,93 persen.
Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru juga turun 0,48 persen menjadi ditutup pada 12.831,73 poin, dirugikan oleh penurunan 3,54 persen pada pembuat perangkat lunak film Vista Group.
Baca juga: Saham Australia jatuh terseret kekhawatiran Omicron, penurunan energi
Baca juga: Saham Australia ditutup turun, tertekan kekhawatiran lonjakan Omicron
Baca juga: Saham Australia dibuka merosot terseret sektor teknologi
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022