Kepala SDN Jati 01, Nuryanti mengatakan, bahwa penghentian sementara itu dilakukan setelah satu siswa terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan tes antigen.
"Awalnya anak itu pada malam Senin sudah minta izin ke gurunya untuk tidak hadir karena pilek dan batuk," kata Nuryanti di Jakarta, Jumat.
Ternyata hari Senin anak itu masih telepon lagi untuk hadir ke sekolah. "Gurunya lapor ke saya ada anak kelas 6 sakit mau masuk. Saya bilang jangan," katanya.
Nuryanti menambahkan, siswa tersebut duduk di bangku kelas enam. Dia diketahui positif COVID-19 berdasarkan tes antigen pada hari Rabu (12/1).
"Anak itu enggak masuk sampai hari Rabu. Ternyata hari Rabu siang dapat kabar habis di swap antigen, ternyata positif. Sebelumnya tanggal 11 Januari bapaknya tes antigen positif," ujar Nuryanti.
Baca juga: SMAN 6 Jakarta gencarkan penelusuran setelah siswa positif COVID-19
Baca juga: Puskesmas Kecamatan Makasar gencarkan skrining COVID-19 di sekolah
Dia mengatakan, siswa tersebut tertular COVID-19 dari klaster keluarga. Kini, siswa tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Nuryanti mengatakan bahwa pihak sekolah juga telah melakukan tes usap PCR terhadap 28 siswa dan 14 tenaga pengajar.
"Begitu hari Rabu lapor ke Puskesmas, kita dijadwalkan hari ini 'tracing'. Dilakukan di kelas 6 karena indikasinya di kelas 6, juga tenaga pendidikan," tutur Nuryanti.
Dia mengatakan, hasil tes usap PCR baru akan keluar pada hari Minggu (16/1). Apabila hasil tes usap PCR itu negatif maka proses pembelajaran kembali dilakukan secara tatap muka.
"Jadi sejak hari Kamis (13/1) dan hari ini anak-anak PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dari rumah," ujar Nuryanti.
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022