Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI 2021 tembus angka 35,34 miliar dolar AS, yang merupakan nilai tertinggi sejak 2006.
"Neraca perdagangan kita pada tahun 2021, terlihat sekali bahwa surplus kita 35,34 miliar dolar AS. Kalau kita lihat tertinggi sejak 15 tahun terakhir. Sebelumnya, tahun 2006 masih memegang rekor tertinggi sekitar 39,37 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konfrensi pers virtual, Senin.
Margo menyampaikan, surplus tersebut berasal dari ekspor sepanjang 2021 yang mencapai 231,54 miliar dolar AS, naik 41,88 persen (yoy), dan impor 2021 sebesar 196,19 miliar dolar AS yang meningkat 38,59 persen.
Menurut data BPS, ekspor pertambangan dan lainnya mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan 2020 yakni sebesar 37 miliar dolar AS atau naik 92,15 persen. Sebelumnya, sektor itu hanya menyumbang 19,73 miliar dolar AS.
Beberapa sektor lainnya yang mendukung neraca perdagangan surplus pada tahun lalu antara lain industri pengolahan sebesar 177 miliar dolar AS, sektor migas sebesar 12,27 miliar dolar AS, dan sektor pertanian sebesar 4,23 miliar dolar AS.
Sementara itu, barang dengan jenis bahan baku atau penolong mencatatkan impor terbesar yakni 147 miliar dolar AS atau naik 42,80 persen dibandingkan 2020.
Pada kesempatan tersebut, Margo menyampaikan bahwa surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang tahun terjadi pada Oktober 2021 yakni sebesar 5,75 miliar dolar AS.
Baca juga: BPS: Surplus neraca perdagangan 2021 tertinggi dalam 5 tahun terakhir
Baca juga: Buah manis keberanian RI mengevolusi perdagangan luar negeri
Baca juga: Wamendag: Perjanjian dagang tingkatkan surplus neraca perdagangan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022