"Kandungan mikroplastik di11 sungai di Tulungagung rata-rata sebesar 90 partikel/100 liter," ungkap Manajer Advokasi dan Ligistasi ECOTON, Azis dalam siaran persnya diterima awak media, Senin.
Penelitian itu dilakukan ECOTON pada 3 Januari 2022 dengan mengambil sejumlah sampel dari empat sungai besar yang ada dan melintas daerah itu.
Sungai itu antara lain anak Sungai Brantas yang menuju pusat kota, sungai pertemuan dari aliran pembuangan pabrik rambak dan pabrik gula di Sungai Ngrowo, DAM Majan serta Sungai Brantas yang mengalir ke luar Tulungagung.
Baca juga: Peneliti: Ada potensi sampah masker jadi sumber mikroplastik baru
Baca juga: LIPI: Pembakaran plastik tak sempurna dapat bahayakan lingkungan
Kesimpulan bahwa sungai di Tulungagung tercemar berat diambil setelah semua sampel yang diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
"Kandungan mikroplastik di sungai di Tulungagung rata-rata sebesar 90 partikel/100 liter," ujarnya.
Azis melanjutkan, kandungan mikroplastik terbanyak ditemukan di sungai pertemuan aliran pembuangan limbah pabrik rambak dan pabrik gula.
Kandungan mikroplastik di Tulungagung berjenis fiber, fragmen dan filamen.
Mikroplastik jenis fiber berasal dari pencuci baju dan limbah popok. Jenis fragmen berasal dari plastik keras dan jenis mikroplastik filamen berasal dari saset, kantong kresek, plastik bening dan sebagainya.
Ketika dikonfirmasi, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tulungagung, Suroso mengatakan pencemaran mikroplastik timbul akibat perilaku masyarakat.
Pencemaran ini timbul akibat limbah plastik yang tidak terurus dengan baik. Pihaknya telah melakukan penanganan limbah plastik, dengan melakukan pemilahan secara berjenjang.
"Masyarakat itu seharusnya melakukan pemilahan dari rumah," katanya. (*)
Baca juga: Ecoton sebut udang di tambak Sidoarjo terindikasi mikroplastik
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022