Semangat untuk melaksanakan DAK BOKB adalah semangat melihat anak kita, ibu hamil, bayi-bayi menjadi orang yang berkualitas. Kalau BOKB tidak diserap dengan baik, tentu sama dengan kita yang menelantarkan mereka
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta kepada semua pemerintah daerah menggunakan dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) secara maksimal agar dapat membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Sekali lagi, semangat untuk melaksanakan DAK BOKB adalah semangat melihat anak kita, ibu hamil, bayi-bayi menjadi orang yang berkualitas. Kalau BOKB tidak diserap dengan baik, tentu sama dengan kita yang menelantarkan mereka,” katanya dalam Sosialisasi DAK Subbidang KB T.A 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan Dana Alokasi Khusus (DAK) BOKB yang diberikan negara, terus meningkat sejak tahun 2008. Pada tahun 2019, jumlah yang diberikan ada sekitar Rp62 miliar. Namun pada tahun 2021 anggaran itu kembali meningkat menjadi Rp400 miliar.
Dengan sedikit perubahan yang semula dana dikelola oleh kepala perwakilan di seluruh daerah Indonesia, kini pengelolaan itu digeser kepada kepala OPD di kabupaten atau kota sebagai upaya menyukseskan penyerapan dana BOKB baik fisik maupun non-fisik.
“BKKBN memang sengaja meningkatkan anggaran di tempat bapak ibu, di dinas-dinas KB baik kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Kami sangat menyadari anggaran yang dilakukan dan dialokasikan oleh pemerintah daerah kepada dinas-dinas sangat terbatas,” katanya.
Terlebih, katanya, saat ini BKKBN telah diberikan kepercayaan menjadi ketua tim percepatan penurunan stunting (kekerdilan pada anak), sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan diresmikan pada 5 Agustus 2021 lalu.
Selain itu, pemerintah juga sedang meletakan fokus pada pembangunan kualitas SDM bagi generasi bangsa yang unggul di masa depan.
Karena itu, katanya, penyediaan layanan program KB seperti Bangga Kencana melalui dana yang diberikan, harus dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik, khususnya dalam menekan angka prevalensi stunting.
Menurutnya meski Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam, semua itu tidak akan berarti bila penerus bangsa memiliki kualitas yang rendah akibat terkena stunting yang dapat menyebabkan terganggunya kemampuan kognitif serta postur tubuh yang buruk dan rentan terkena penyakit.
Ia memberikan contoh, walaupun negara maju banyak yang tak memiliki sumber daya alam untuk diolah, mereka dapat tetap bertahan hidup karena sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas dan juga sehat.
Dalam kesempatan itu, ia menekankan dengan penyerapan dana BOKB yang digunakan dengan baik, uang itu dapat kembali kepada masyarakat dengan lebih bermanfaat serta dapat mendukung tercapainya target prioritas nasional yang telah disusun dan disesuaikan dengan rencana kerja pemerintah.
“Sehingga saya berharap betul, pelaksanaan ini dapat di mulai saat ini (di bulan Januari). Bukan di bulan April bukan nanti sehabis uang turun dan seterusnya,” demikian Hasto Wardoyo.
Baca juga: Wapres Ma'ruf harap BKKBN turut ciptakan SDM unggul
Baca juga: BKKBN tekankan korelasi kontrasepsi dan upaya wujudkan SDM unggul
Baca juga: BPS catat tiga isu krusial untuk diatasi guna mencapai Indonesia emas
Baca juga: BKKBN: Hari Kemerdekaan harus jadi momentum perubahan pola pikir
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022