• Beranda
  • Berita
  • Transportasi daring jadi peluang sekaligus tantangan angkutan umum

Transportasi daring jadi peluang sekaligus tantangan angkutan umum

18 Januari 2022 15:17 WIB
Transportasi daring jadi peluang sekaligus tantangan angkutan umum
Pengemudi ojek daring menunggu calon penumpang di depan Halte Transjakarta SMK Karya Guna, Jakarta, Senin (6/4/2020). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Peneliti Pusat Kajian Transportasi & Logistik (PUSTRAL) Universitas Gadjah Mada Muhammad Zudhy Irawan mengatakan, transportasi daring yang saat ini banyak digunakan masyarakat dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi angkutan umum yang sudah ada.

"Transportasi daring bisa sebagai peluang atau melengkapi keberadaan transportasi umum yang ada saat ini, artinya bisa menambah demand penumpang angkutan umum di masa depan. Di satu sisi, kalau tidak melakukan regulasi yang tepat maka justru akan menjadi tantangan," kata Zudhy saat diskusi daring pada Selasa.

Zudhy menjelaskan bahwa untuk mobilitas jarak jauh atau sedang, masyarakat sangat membutuhkan transportasi daring khususnya sebagai first mile (perjalanan dari tempat asal menuju tempat transit transportasi umum) dan last mile (perjalanan dari tempat transit transportasi umum ke tujuan akhir).

Di sisi lain, lanjut dia, transportasi daring khususnya sepeda motor dapat menjadi tantangan untuk perjalanan jarak pendek.

"Sepeda motor sangat andal untuk jarak pendek, sehingga masyarakat kemudian menggunakan itu. Ini menjadi tantangan bagi angkutan umum yang juga melayani jarak pendek," imbuhnya.

Zudhy melanjutkan, transportasi daring dapat melengkapi keberadaan angkutan umum yang ada jika angkutan umum di wilayah tersebut memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, akan menjadi tantangan jika kinerja angkutan umumnya kurang baik seperti di Bandung dan Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Zudhy mengatakan pengguna jasa transportasi daring saat ini didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z. First mile dan last mile menjadi alasan tertinggi dalam menggunakan layanan tersebut.

"Tapi perlu dicatat bahwa orang tua pun sangat mengenal transportasi online. Penelitian ini dilakukan tidak hanya di Indonesia tapi di beberapa negara di Asia Tenggara. Kami melakukan survei terhadap masyarakat yang usianya di atas 50 dan di bawah 79 tahun. Hasilnya, hanya lima persen yang benar-benar tidak tahu apa itu transportasi online," imbuhnya.

Selain first mile dan last mile, lanjut dia, orang juga ketergantungan untuk menggunakan layanan transportasi daring saat tergesa-gesa, berada di jam sibuk yang seringkali menyebabkan kemacetan, perjalanan ke kawasan pusat bisnis, perjalanan ke kantor, dan memesan makanan.

Zudhy juga menemukan bahwa di Jakarta, semakin sering orang menggunakan angkutan umum maka dia juga semakin sering menggunakan transportasi daring. Sehingga, menurut dia, perlu adanya kerja sama antara transportasi daring dengan angkutan umum yang sudah disediakan oleh pemerintah.

"Dengan keberadaan transportasi online ini yang dipadukan dengan angkutan umum, target pemerintah untuk memindahkan sekian persen pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum itu bisa berhasil," ujarnya.

Baca juga: Grab jadi transportasi daring pertama di aplikasi JakLingko

Baca juga: Survei: Waktu fleksibel alasan utama jadi mitra transportasi daring

Baca juga: Transportasi daring paling diminati komuter untuk lakukan mobilitas

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022