Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur mewaspadai penularan COVID-19 dari klaster instansi BNI 46 Kantor Cabang Madiun setelah ditemukan terdapat sejumlah karyawannya terkonfirmasi positif berdasarkan hasil usap PCR Dinkes setempat.Kita waspadai, kita harus curiga karena Omicron ini begitu cepat penyebarannya
"Kita waspada dan bergerak cepat dengan temuan ini agar tidak semakin menyebar. Pelacakan terus digiatkan," ujar Wali Kota Madiun Maidi di sela kegiatan Musrenbang Kelurahan Nambangan Lor di Madiun, Selasa.
Dia mengatakan temuan kasus klaster BNI tersebut diketahui dari anak karyawan BNI setempat yang lebih dulu terkonfirmasi COVID-19. Sang anak tersebut saat dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Madiun mengalami gejala batuk-batuk.
Petugas rumah sakit kemudian melakukan tes usap kepada anak bersangkutan. Hasilnya positif. Dari situ, kontak erat orang tuanya yang merupakan karyawan BNI dites dan hasilnya juga positif.
Petugas Dinkes Kota Madiun kemudian melakukan pelacakan kontak erat lebih lanjut dengan temuan ibu dan anak yang terkonfirmasi itu. Hasilnya sejauh ini didapati tujuh karyawan terkonfirmasi.
"Setelah si anak positif, kita tes PCR kontak eratnya. Hasilnya sejauh ini ada tujuh karyawan positif," katanya.
Wali Kota Maidi menginstruksikan petugas kesehatan memperluas pelacakan. Hasilnya, ada 149 orang kontak erat dilakukan tes usap PCR. Namun hasilnya belum keluar.
Ia berharap seluruhnya dari 149 kontak erat tersebut negatif.
Baca juga: Kemenkes: Kunci cegah klaster Omicron hanya lewat testing dan tracing
Sampel spesimen karyawan BNI yang terkonfirmasi, selanjutnya dikirim ke laboratorium di Surabaya, sebagai bentuk kewaspadaan Pemkot Madiun terhadap munculnya COVID-19 varian baru, Omicron.
"Kita waspadai, kita harus curiga karena Omicron ini begitu cepat penyebarannya. Saat ini ada 149 kontak erat yang kita tes, nanti kita kembangkan lagi. Ini untuk yang positif COVID-19 sampelnya kita bawa ke Surabaya, untuk mengetahui ini varian apa," katanya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Maidi menginstruksikan pelayanan di BNI 46 Kantor Cabang Madiun sementara waktu ditutup.
Pihaknya juga meminta area setempat disterilisasi dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Selain itu, kemungkinan karantina wilayah bakal diperluas. Mulai sekolah tempat belajar sang anak hingga tempat lainnya. Namun, itu masih menunggu hasil tes usap 149 karyawan tersebut.
Baca juga: Kemendikbudristek dorong tes acak untuk cegah klaster sekolah
Wali Kota Maidi meminta masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Selain itu, vaksin penguat juga terus dikebut.
"Yang sudah waktunya vaksin segera vaksin, termasuk yang dosis ketiga. Silakan dimanfaatkan. Petugas vaksinasi selalu saya bawa di tempat kegiatan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Madiun dr. Denik Wuryani menambahkan penutupan sementara layanan di BNI 46 Madiun dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran kasus COVID-19.
"Ini akan kita kembangkan lagi untuk mencari sebanyak mungkin kontak erat. Sejauh ini hasilnya belum keluar, sehingga belum bisa saya menyampaikan," kata dia.
Sesuai informasi, sejumlah karyawan BNI yang terkonfirmasi positif saat ini telah menjalani isolasi di rumah sakit rujukan di wilayah Madiun. Dari sejumlah yang positif tersebut, diketahui tiga orang ber-KTP Kota Madiun, sedangkan sisanya luar kota.
Baca juga: Kemendagri perpanjang dua Inmendagri PPKM langkah waspada Omicron
Baca juga: Ada kasus Omicron di Singosari-Malang, perbatasan Sidoarjo waspada
Baca juga: Empat warga Depok positif Omicron, Wali Kota: Harus tetap waspada
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022