Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh menyatakan delapan dari 105 imigran Rohingya kabur dari kamp penampungan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe.Saat itu, pihak UNHCR sedang melaksanakan registrasi imigran, namun delapan di antaranya tidak ada saat dipanggil. Kemudian dilakukan pengecekan dan ternyata mereka sudah kabur
Juru Bicara Satgas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe Marzuki di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan delapan imigran Rohingya yang kabur tersebut diketahui Selasa (18/1) malam sekitar pukul 19.30 WIB.
"Saat itu, pihak UNHCR sedang melaksanakan registrasi imigran, namun delapan di antaranya tidak ada saat dipanggil. Kemudian dilakukan pengecekan dan ternyata mereka sudah kabur," kata Marzuki.
UNHCR adalah badan di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa yang mengurusi masalah pengungsi.
Marzuki menyebutkan delapan imigran Rohingya yang melarikan diri tersebut yakni Asma (15), Kismut (12), Khaleda Bibi (22), Mosona Begum (18), Noor Safa (18), Noor Kayas (24), Samira (18), dan Haresa (24).
"Delapan imigran Rohingya tersebut semuanya perempuan. Hingga saat ini, tim gabungan masih mencari dan menyelidiki kaburnya imigran Rohingya tersebut," kata Marzuki.
Sebelumnya, 105 imigran Rohingya tersebut dievakuasi ke daratan Aceh setelah mereka terombang-ambing di Selat Malaka menggunakan kapal TNI Angkatan Laut akhir Desember 2021.
Saat mendarat, para pengungsi yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan, karena diguyur hujan. Setelah turun dari kapal, mereka langsung mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan termasuk tes COVID-19.
Kemudian, seratusan imigran Rohingya tersebut ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe di di Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua.
Baca juga: 93 imigran Muslim Rohingya ikuti vaksinasi COVID-19 di Lhokseumawe
Baca juga: IOM pastikan kondisi 105 imigran Rohingya dalam keadaan baik
Baca juga: Pemkot Lhokseumawe minta pengungsi Rohingya dipindahkan ke Medan
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022