Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebutkan sebaiknya Gubernur Anies Baswedan lebih fokus kepada penyelesaian normalisasi dan naturalisasi sehubungan dengan genangan banjir yang terjadi di sejumlah titik Jakarta pada Selasa (18/1) dan Rabu ini.Fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir
"Apa yang dibuat oleh gubernur hari ini, perencanaan sumur resapan ini tidak ada gunanya. Harus diberesin itu yang namanya program normalisasi dan naturalisasi itu," ujar Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ia menyatakan untuk saat ini yang paling terpenting adalah pemberesan program naturalisasi-normalisasi, jangan tiba-tiba menambah sumur resapan yang menurutnya tidak ada gunanya.
"Harusnya fokus dulu. Bukan semata-mata tiba-tiba ujug-ujug ada sumur resapan. Ini tidak ada gunanya buat masyarakat Jakarta, setelah beres baru dilihat sejauh mana titik banjirnya," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Tidak efektifnya sumur resapan, kata Prasetyo, terbukti dengan keadaan saat ini di mana intensitas hujan yang sedikit saja, sudah terjadi banyak genangan sehingga anggaran yang sangat besar tersebut menjadi sesuatu yang percuma.
"Kemarin banjir Cengkareng, Grogol, ya harus diberesin. Fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir," pungkas Pras.
Sebelumnya, hujan yang mengguyur wilayah Jakarta Pusat dan sekitarnya lebih dari dua jam berimbas pada genangan di sejumlah wilayah Jakarta Pusat pada, Selasa (18/1) kemarin, sehingga menyebabkan beberapa akses jalan terputus dan tidak dapat dilalui kendaraan.
Adapun titik jalan yang tergenang banjir sebagai berikut, wilayah Jalan Medan Merdeka Timur ketinggian air mencapai 30 sentimeter, Jalan Bungur Raya ketinggian 40 sentimeter, Jalan Suprapto dan Jalan Ahmad Yani kedalaman air mencapai 30 cm.
Sementara itu untuk Rabu ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendata titik banjir di Ibu Kota hingga pukul 15.00 WIB meluas di 102 Rukun Tetangga (RT) dengan ketinggian air hingga 90 cm.
"Informasi genangan saat ini ada 102 RT atau 0,335 persen dari 30.470 RT dan satu ruas jalan tergenang yang ada di DKI Jakarta," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI M Insyaf di Jakarta, Rabu.
Tak hanya titik banjir yang bertambah, jumlah pengungsi juga bertambah menjadi 1.194 orang dari sebelumnya 815 orang pada pukul 12.00 WIB.
Adapun titik banjir tersebut paling banyak di Jakarta Barat sebanyak 93 RT yakni di Kelurahan Tegal Alur sebanyak 34 RT dengan ketinggian 40 hingga 90 cm.
Penyebabnya, lanjut dia, curah hujan tinggi, rob dan luapan Kali Semongol, jumlah pengungsi di kelurahan itu mencapai 234 kepala keluarga (KK) atau 965 jiwa.
Mereka mengungsi di Rusunawa Binaan Tegal Alur, Musholla Al-Hidayah, Belakang Bubur Olo Olo, RPTRA Alur Anggrek, Masjid Darurohman, Majlis Ta'lim Al-Hikmah dan RPTRA Kemuning.
Kemudian di Majlis Ta'lim Durrotul Abiddin, Musholah Al-ikhlas, Masjid Nurul Hidayat dan Majelis Nurul Husna.
Baca juga: BPBD DKI mendata titik banjir di Ibu Kota meluas menjadi 102 RT
Baca juga: Jalan Kamal Raya Jakbar masih tergenang pasca hujan deras dini hari
Baca juga: Anies klaim banjir Ibu Kota ditangani cepat dan senyap
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022