"Sebenarnya kalau menurut banyak penelitian, kesehatan mental seperti stres, depresi dan anxiety salah satu cara untuk meringankannya adalah rajin berolahraga. Misalnya seperti depresi, orang yang depresi itu biasanya mereka nggak mau bergerak," jelas Farah saat dijumpai di Jakarta, Rabu (19/1).
"Jadi psikolog pun selain memberikan konseling, terapi yang dilakukan pun juga adalah exercise. mulai dari berjalan, bergerak, bahkan berlari," lanjutnya.
Baca juga: Psikolog ingatkan perselingkuhan bisa sebabkan trauma
Lebih lanjut, Farah juga menjelaskan bahwa berlari tidak hanya baik untuk kesehatan fisik. Berlari juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental karena olahraga tersebut dapat memicu hormon endorphin yang dapat meningkatkan mood yang positif.
"Berlari itu tidak hanya bagus untuk kesehatan fisik saja. Tapi berlari juga merupakan terapi yang nggak harus orangnya punya kelainan gitu ya. Bisa dilakukan oleh siapa saja yang bisa meningkatkan kesehatan mental," ungkap Farah.
"Karena dengan berlari sebenarnya bisa memicu produksi hormon endorphin untuk membuat emosi positif. Ada juga hormon leptin yang mengatur pola makan dan energi. Jadi dengan berlari dia sebenarnya memicu hormon leptin, memunculkan energi dan motivasi untuk berlari lebih banyak," sambungnya.
Farah juga menjelaskan, tidak ada gangguan mental khusus yang dapat disembuhkan dengan berlari. Namun dengan hormon endorphin yang muncul saat berlari, seseorang pun dapat merasa lebih baik dan memiliki emosi yang positif.
Tak harus berlari jauh, Farah mengatakan bahwa berlari di tempat pun dapat dilakukan. Selain berlari, aktivitas fisik lainnya pun dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental.
Baca juga: Peduli isu kesehatan mental, Creative Tribe gagas ajang #pelarian
Baca juga: "Self healing" lewat tontonan konten komedi
Baca juga: Perempuan merokok disebabkan oleh kesehatan mental tak stabil
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022