"Arahan Presiden bahwa strategi komunikasi G20 harus di lakukan secara masif baik di dalam negeri dan masyarakat internasional," ujar Johnny di Jakarta, Senin.
Johnny menyampaikan hal tersebut usai melakukan rapat komunikasi publik G20 bersama Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Johnny menyampaikan, sosialisasi dan promosi terkait G20 juga akan dilakukan sebaik mungkin untuk membangun kekompakan kolaborasi dan kepercayaan di dalam negeri.
Menurut dia, hal itu penting dilakukan mengingat ada banyak sasaran dan target dalam pertemuan G20, baik untuk kepentingan domestik, kepentingan negara-negara lain yang diwakili Indonesia, maupun kepentingan global, khususnya mengenai tiga isu prioritas.
Isu pertama terkait arsitektur kesehatan global yang inklusif, kedua terkait transformasi digital untuk mendukung perekonomian, dan ketiga terkait transisi energi.
"Yang mana akan dilakukan dalam tiga komponen besar kesuksesannya, dari sisi penyelenggaraan kesuksesan yang di bidang substansi Serpha Track dengan working group dan engagement groupnya dan kesuksesan di bidang Finance Track juga bersama working group bersama engagement groupnya," ucap Johnny.
Dalam rapat tersebut turut didiskusikan terkait usulan media partner, konsultan media, media center, dan tata kelola media sosial selama gelaran G20.
Selain itu, kata Johnny, juga diputuskan pola dan tata kelola komunikasi publik yang disebut dengan manajemen dan koordinasi tim komunikasi publik, di mana setiap sektor kementerian dan lembaga, Finance Track, Sherpa Track, serta penyelenggara kegiatan akan menjadi bagian dari dewan eksekutif (executive board) komunikasi publik.
"Kita harapkan nanti dengan demikian komunikasi publik menjadi lebih baik, lebih bisa menjangkau masyarakat di dalam negeri lebih luas dan masyarakat luar negeri. Kita berharap untuk kolaborasi dari media baik media nasional maupun media internasional yang berkaitan dengan semua sektor dan aspek yang dibicarakan di G20 Summit nanti," kata Johnny.
Sementara itu, Moeldoko menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo ingin komunikasi publik dalam pertemuan G20 betul-betul bersifat masif.
Dia mengatakan keberhasilan pengelolaan komunikasi publik dalam gelaran Asian Games 2018 bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk pertemuan G20 yang akan dihelat Oktober mendatang.
"Presiden menginginkan bahwa komunikasi publik itu betul-betul bersifat masif. Kita punya pengalaman kemarin di pengelolaan di Asian Games itu saya pikir sebuah benchmark yang perlu kita upgrade lagi nanti untuk lebih besar lagi," ucap Moeldoko.
Baca juga: Pemerintah menunjuk juru bicara Presidensi G20
Baca juga: Ragam kanal untuk dapatkan informasi soal G20 di Indonesia
Baca juga: Pertemuan Kelompok Kerja Infrastruktur G20 dorong pemulihan global
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022