Jadi tolong sekali, uang dari PKH itu benar-benar dipakai untuk membeli makanan dengan gizi seimbang. Jangan hanya mi dan cilok
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta setiap keluarga untuk bijak menggunakan dana bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
“Program ini sangat strategis saya kira. Diharapkan dengan pemberian bantuan dalam bentuk uang pada keluarga memiliki balita, mereka bisa memenuhi gizi seimbangnya,” kata Hasto dalam Program Halo Indonesia milik DAAI TV yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Hasto mengatakan pemerintah bersungguh-sungguh ingin menangani permasalahan gizi pada putra-putri bangsa, khususnya dalam mengentaskan masalah kekerdilan pada anak (stunting). Adanya pemberian bantuan dalam bentuk uang melalui PKH dirasa sangat strategis menangani masalah itu.
Baca juga: BKKBN gandeng Unilever tuntaskan kekerdilan di Hari Gizi Nasional 2022
Pemberian dana tersebut, ditujukan pada keluarga-keluarga yang memiliki balita untuk memenuhi gizi seimbang anak melalui pangan lokal yang ada di wilayahnya masing-masing seperti membeli telur ataupun ikan dan bukan konsumsi makanan tak sehat maupun keperluan lainnya.
“Jadi tolong sekali, uang dari PKH itu benar-benar dipakai untuk membeli makanan dengan gizi seimbang. Jangan hanya mi dan cilok,” ucap Hasto.
Menurutnya, dana itu juga dapat memaksimalkan perlindungan pada tumbuh kembang anak, khususnya dalam masa emas yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang membutuhkan banyak sekali asupan protein hewani.
Baca juga: Kepala BKKBN soroti ibu tak paham pola asuh pemberian ASI yang benar
Ia memberikan contoh bagi keluarga yang tak mampu membeli ikan tuna atau salmon, dapat menggunakan alternatif ikan lele atau kembung yang cenderung lebih mudah didapatkan, guna memenuhi kebutuhan DHA dan Omega3 pada anak.
Bila tak dapat membeli suplemen vitamin di apotek, keluarga dapat menggunakan daun kelor untuk dikonsumsi sebagai sayur bening yang memiliki vitamin C lebih tinggi dengan harga yang jauh lebih murah.
Termasuk pemanfaatan tempe dan tahu yang berasal dari kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan protein nabati.
Baca juga: BKKBN: Rokok jadi faktor Indonesia duduki posisi 108 kekerdilan dunia
Hasto menambahkan selain bantuan dalam bentuk uang tunai melalui PKH, pemerintah juga menyediakan makanan tambahan di puskesmas yang dapat diakses oleh masyarakat sesuai dengan jumlah dalam daftar anak-anak yang menderita kekurangan gizi di suatu wilayah.
Meski tak menyebutkan secara spesifik, dia mengatakan bantuan makanan itu berupa makanan olahan dari pabrik seperti biskuit.
Adanya keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan gizi anak Indonesia, dia sangat berharap dana itu dapat digunakan sesuai dengan tujuannya, guna mencapai bonus demografi yang berkualitas baik di masa depan.
“Mudah-mudahan pemerintah bisa lebih memberdayakan masyarakat. Kemudian kita bisa mengajak ibu-ibu di desa-desa dengan subsidi dari dana desa atau dana BOKB untuk membantu mewujudkan bagaimana gizi seimbang di tengah masyarakat,” ujar Hasto.
Baca juga: BKKBN optimalkan peran tim pendamping keluarga untuk cegah kekerdilan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022