Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih menyatakan bahwa kasus penularan COVID-19 di kabupaten ini dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan dikarenakan penerapan protokol kesehatan yang sudah agak kendor.masyarakat mengira pandemi selesai, sehingga terjadi pengendoran di dalam penerapan prokes
"Evaluasinya bahwa kita ini sudah agak sedikit mengendor di dalam penerapan prokes (protokol kesehatan) karena pandemi COVID-19 kita itu sudah melandai," kata Halim di Bantul, Rabu.
Data Satuan Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul menunjukkan, kasus konfirmasi pada Selasa (25/1) bertambah sembilan orang, naik dibanding hari sebelumnya yang rata-rata di bawah lima orang, setelah sebelumnya sempat mengalami nihil kasus baru.
"Kita pernah nol orang kasus COVID-19, dan karena ini informasi sifatnya terbuka, maka pemerintah juga mengumumkan hari itu nol kasus, dampaknya masyarakat mengira pandemi selesai, sehingga terjadi pengendoran di dalam penerapan prokes," katanya.
Baca juga: Satgas: Masyarakat jangan abai prokes meski kasus COVID-19 menurun
Baca juga: Epidemiolog: Tetap patuhi prokes meskipun kasus menurun
Bupati mengatakan, akibatnya ada masyarakat yang sudah tidak menggunakan masker, dan merasa aman dari penularan COVID-19, karena menganggap pandemi sudah usai, padahal pemerintah belum menyatakan kalau pandemi selesai.
"Apalagi ada varian Omicron yang sudah menyebar di Jakarta, sementara Jakarta dengan Jogja itu punya hubungan yang erat, buktinya transportasi dari Jogja ke Jakarta, dan sebaliknya tiap hari ribuan orang, sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.
Bupati mengatakan, selain prokes ketat dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, masyarakat juga harus membentengi diri dengan melakukan vaksin, agar bisa melawan paparan COVID-19.
"Sampai hari ini memang belum ada informasi kasus Omicron, karena masih dalam proses uji klinis, dan sebanyak itu (kasus COVID-19) memang belum ada yang dilaporkan varian Omicron, masih varian lama," katanya.
Data Satgas COVID-19 Bantul, total kasus positif hingga Selasa (25/1) sebanyak 57.459 orang, dengan telah sembuh 55.853 orang, sementara kasus meninggal tercatat 1.569 orang, sehingga kasus aktif atau pasien yang masih isolasi berjumlah 37 orang.
Baca juga: Tingkat disiplin warga Bandarlampung menurun, sebut Satgas COVID-19
Baca juga: Menkes imbau masyarakat sikapi Omicron dengan waspada dan taat prokes
Bupati mengatakan, akibatnya ada masyarakat yang sudah tidak menggunakan masker, dan merasa aman dari penularan COVID-19, karena menganggap pandemi sudah usai, padahal pemerintah belum menyatakan kalau pandemi selesai.
"Apalagi ada varian Omicron yang sudah menyebar di Jakarta, sementara Jakarta dengan Jogja itu punya hubungan yang erat, buktinya transportasi dari Jogja ke Jakarta, dan sebaliknya tiap hari ribuan orang, sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.
Bupati mengatakan, selain prokes ketat dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, masyarakat juga harus membentengi diri dengan melakukan vaksin, agar bisa melawan paparan COVID-19.
"Sampai hari ini memang belum ada informasi kasus Omicron, karena masih dalam proses uji klinis, dan sebanyak itu (kasus COVID-19) memang belum ada yang dilaporkan varian Omicron, masih varian lama," katanya.
Data Satgas COVID-19 Bantul, total kasus positif hingga Selasa (25/1) sebanyak 57.459 orang, dengan telah sembuh 55.853 orang, sementara kasus meninggal tercatat 1.569 orang, sehingga kasus aktif atau pasien yang masih isolasi berjumlah 37 orang.
Baca juga: Tingkat disiplin warga Bandarlampung menurun, sebut Satgas COVID-19
Baca juga: Menkes imbau masyarakat sikapi Omicron dengan waspada dan taat prokes
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022