"Kalian harus bangga, di DBON Jateng menjadi salah satu sentra pembinaan. Dan pembinaan langsung diarahkan menuju sasaran utama prestasi Olimpiade, dimana mimpi besar Indonesia bertengger di 5 besar dunia pada Olimpiade 2045," kata Amali dalam keterangan resminya.
Dia mengharapkan atlet memiliki mimpi besar dan tidak terpaku kepada pencapaian jangka pendek seperti hanya ingin turun pada Pekan Olahraga Nasional (PON) namun diharapkan sampai level yang lebih tinggi hingga Olimpiade.
"Cita-cita atlet harus tinggi, tidak sekedar kelas daerah ataupun nasional, tetapi harus mendunia. Kalian harus berani bermimpi besar, bermimpi menjadi Olimpian (atlet Olimpiade), jangan hanya atlet PON. Berlatih penuh semangat, berlatih keras mengikuti arahan pelatih, bahkan contoh itu Christiano Ronaldo bisa menjadi pesepakbola hebat karena di luar jadwal latihan resminya dilanjutkan dengan latihan sendiri sampai malam," kata dia.
Baca juga: Menpora sebut PB Wushu bisa jadi contoh tata kelola manajemen olahraga
Dalam pertemuan tersebut juga hadir atlet panahan Olimpiade Tokyo yang digembleng PPLP Jateng yaitu Alviyanto Bagas Prasetyo. Meskipun belum menyumbangkan medali karena perjuangan lolos Olimpiade melalui kualifikasi yang panjang dan ketat, pemerintah tetap memberikan apresiasi.
"Itu bisa menjadi contoh, Alvin (Alviyanto Bagas Prasetyo) senior kalian, atlet panahan yang kemarin berlaga di Olimpiade Tokyo. Meskipun belum memberikan medali perunggu, perak, dan emas sekalipun pemerintah tetap memberikan penghargaan (bonus)," kata pria asal Gorontalo itu.
Seiring digulirkan DBON sebagaimana tertera dalam Perpres No 86 Tahun 2021, Jawa Tengah menjadi satu dari 10 daerah yang akan dijadikan Sentra Pembinaan Olahraga. Hai Itu didasarkan atas kajian dari para Guru Besar dan Profesor Olahraga.
Selama mengunjungi BPPLOP, Amali yang didampingi Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Asdep Ordik Ari Mulyadi, Asdep Olahraga Layanan Khusus Bayu Rahardian, Kadispora Jateng Sinoeng Nugroho Rahmadi juga melihat fasilitas yang ada.
"Tadi saya sudah cek hingga ke kamar-kamar, itu sebagai masukan untuk perbaikan agar lebih layak. Namun coba sepulang dari sini tulis dengan gaya dan ekspresi masing-masing di tembok kamar 'Paris 2024', itu bagian dari mimpi besar kalian," pungkas Zainudin Amali.
Baca juga: Menpora ingin UPI lahirkan tenaga pelatih bersertifikat
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022