• Beranda
  • Berita
  • Bupati Bogor harap Ketum baru ICMI lahirkan gagasan inspiratif

Bupati Bogor harap Ketum baru ICMI lahirkan gagasan inspiratif

30 Januari 2022 19:41 WIB
Bupati Bogor harap Ketum baru ICMI lahirkan gagasan inspiratif
Bupati Bogor Ade Yasin saat hadir dalam pengukuhan Ketum ICMI Periode 2021-2026 di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor, Sabtu(29/1/2022). ANTARA/HO-Humas Pemkab Bogor/aa.

ICMI akan bertransformasi menjadi organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan, serta akan memberikan warna dan pengaruh yang kuat bagi Islam di Indonesia.

Bupati Bogor, Ade Yasin berharap Ketua Umum baru Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Arif Satria dapat melahirkan gagasan inspiratif.

"Semoga ICMI semakin maju dan berkembang dibawah kepemimpinan Prof Arif Satria. Teruslah melahirkan gagasan yang konstruktif dan inspiratif menuju Indonesia Emas Tahun 2045," ucapnya di Cibinong, Bogor, Minggu.

Ade Yasin juga mengucapkan selamat kepada Prof Arif Satria yang dikukuhkan sebagai Ketum ICMI periode 2021-2026 di Institut Pertanian Bogor (IPB) International Convention Center (IICC), Kota Bogor, Sabtu(29/1).

"Selamat atas pengukuhan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Periode 2021-2026," kata Ade Yasin.

Prof Arif Satria resmi terpilih sebagai Ketum ICMI periode 2021-2026 dalam Muktamar ICMI yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 4-6 Desember 2021.

"Saya berterima kasih atas dukungan para peserta Muktamar. Insya Allah amanah yang diberikan akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," kata Prof Arif dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University itu menyebutkan bahwa ICMI akan bertransformasi menjadi organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan, serta akan memberikan warna dan pengaruh yang kuat bagi Islam di Indonesia.

Prof Arif mengaku akan melaksanakan empat agenda transformasi yang terangkum dalam visinya. Pertama, menjadikan ICMI sumber inspirasi bangsa, mengingat organisasi tersebut berisi para cendekiawan yang memiliki nilai lebih dalam memahami arus perubahan dan menawarkan agenda-agenda solusinya.

"Inspirasi adalah proses menggerakkan pikiran dan tindakan orang lain. Oleh karena itu ICMI harus menginspirasi dengan platform besar bagaimana mengkonstruksi peradaban baru yang dipicu tiga disrupsi di atas," tuturnya.

Menurutnya, platform besar ICMI di era disrupsi ini harus memuat kerangka ideologis dan teknokratis tentang solusi masa depan. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah, dunia usaha, ormas Islam, dan masyarakat luas agar makin optimistik dalam merespon perubahan.

"Disinilah peran universalitas ICMI menguat, sehingga kehadiran ICMI sangat dinanti oleh publik karena membawa manfaat universal. Yakni, manfaat yang muncul dari peran ICMI sebagai salah satu poros utama perubahan," kata Prof Arif.

Agenda kedua, yaitu menjadikan ICMI sebagai rumah besar umat Islam, karena ICMI tidak meninggalkan perannya dalam membangun kebersamaan umat Islam untuk proses transformasi yang ia maksud.

"ICMI beranggotakan para cendekiawan yang berafiliasi pada ormas besar Islam. Dengan demikian ICMI bisa menjadi hub yang berfungsi memperkuat konektivitas antar ormas Islam agar lebih sinergis dan kolaboratif," terangnya.

Ia mengatakan bahwa ICMI harus bergandengan dengan ormas-ormas Islam untuk merespon tantangan perubahan, sehingga umat Islam di Indonesia benar-benar menjadi bagian penting dari masa depan bangsa. Dengan demikian menurutnya keseimbangan semangat KeIslaman dan KeIndonesiaan ICMI benar-benar terlihat nyata.

Agenda ketiga, menurutnya ICMI harus terus mengawal proses transisi demokrasi. Ia menganggap demokrasi di Indonesia saat ini masih berciri demokrasi prosedural, sehingga bukan substansial.

"Namun proses kearah demokratis substansial harus terus berlanjut hingga mencapai titik kematangan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, ICMI harus menjalankan peran politik moral, bukan politik praktis," papar Prof Arif.

Kemudian, dirinya ingin ICMI menjadi bagian dari solusi, serta bukan bagian dari masalah dan konflik. Sehingga, sebagai salah satu komponen masyarakat sipil, ICMI dapat berperan secara etik mengawal terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat secara politik, adil secara sosial, dan makmur secara ekonomi.

Agenda keempat, ia ingin menjadikan ICMI memiliki kepeloporan dalam agenda aksi. Pasalnya lahirnya Bank Muamalat tidak terlepas dari peran ICMI di masa lalu.

"Ini bukti agenda aksi yang sukses. Dengan berkembangnya situasi seiring tiga disrupsi besar maka bangsa ini perlu terobosan-terobosan baru dalam bentuk agenda aksi baik dalam inovasi teknologi, ekonomi, pangan 4.0, lingkungan, pendidikan, maupun inovasi sosial," ujarnya.
Baca juga: Arif Satria dikukuhkan sebagai Ketua Umum ICMI
Baca juga: Presiden yakin ICMI akan temukan strategi baru hadapi perubahan cepat
Baca juga: Arif Satria: ICMI harus besar dengan gagasan


 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022