BUMD DKI Jakarta, Perumda PAM Jaya mengkaji opsi penerbitan obligasi atau surat berharga untuk memenuhi rencana investasi sekitar Rp30 triliun untuk mendukung target 100 persen cakupan layanan air minum perpipaan hingga 2030.itu semua sedang kami kaji
"Mungkin-mungkin saja, itu semua sedang kami kaji," kata Direktur Utama PAM Jaya Syamsul Bachri Yusuf saat membuka "kick off" akselerasi transisi dan transformasi PAM Jaya di Kuningan, Jakarta, Senin.
Menurut dia, penerbitan obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk menjadi sumber pembiayaan kreatif termasuk efek bersifat utang yang berwawasan lingkungan (Green Bond/water bond).
Dia menjelaskan sumber pembiayaan kreatif tersebut muncul menyikapi keterbatasan fiskal oleh Pemprov DKI Jakarta selaku pemegang saham karena dampak pandemi COVID-19.
"Sepertinya ke depan masih ada kontraksi akibat COVID-19 yang kemungkinan besar Rp30 triliun itu kalau dari penyertaan modal daerah itu sepertinya tidak pas," ucapnya.
Baca juga: PAM Jaya pastikan layanan tidak terganggu selama masa transisi
Syamsul lebih lanjut menjelaskan proyeksi dana Rp30 triliun merupakan investasi jangka panjang hingga 2030.
Selain obligasi atau efek, sumber dana dari pihak swasta juga dimungkinkan untuk mendukung target sesuai dengan nota kesepakatan terkait sinergi dan dukungan penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) antara Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI beberapa waktu lalu.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri PUPR M. Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Nota kesepakatan itu mencakup rincian program, jangka waktu serta skema pembiayaan yang tepat melalui sinergi proyek SPAM.
"Kalau tidak dari penyertaan modal pemprov sebagai pemegang saham, sekuritisasi aset, meminjam. Misalnya tidak cukup, harus membuka ruang yang dimungkinkan peraturan perundangan untuk pendanaan pihak swasta," ucapnya.
Baca juga: PAM Jaya "hitung mundur" pengelolaan penuh sistem air Ibu Kota
Proyeksi kebutuhan Rp30 triliun tersebut rencananya digunakan untuk modal investasi dan modal kerja perusahaan mengingat ada target pemenuhan 100 persen cakupan layanan air minum perpipaan di Jakarta hingga 2030.
Saat ini, cakupan baru mampu memenuhi sekitar 66 persen dan menyuplai sekitar 22 ribu liter per detik air untuk jumlah sambungan mencapai sekitar satu juta pelanggan.
PAM Jaya harus mampu menyediakan suplai tambahan sekitar 11.000 liter per detik yang mencakup 35 persen wilayah pelayanan baru untuk perpipaan kepada kurang lebih satu juta hingga 1,5 juta tambahan pelanggan baru pada 2030.
"Yang lain lagi cukup besar itu adalah membangun jaringan perpipaan sepanjang 4.200 kilometer," imbuhnya.
Baca juga: PAM Jaya butuh Rp32 triliun untuk layani air perpipaan tahun 2030
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022