"Luasan lahan terbakar 91,46 hektare itu terdapat di delapan daerah yakni terbanyak di Kabupaten Bengkalis 24 hektare serta Kabupaten Pelalawan seluas 22,2 hektare," kata Edy Afrizal di Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan, bagian dari 91,46 kahan terbakar itu juga berasal dari Kota Dumai seluas 3,35 hektare, Kabupaten Kepulauan Meranti 1 hektare, Kabupaten Siak 4,28 hektare. Selain itu, di Kota Pekanbaru seluas 2,13 hektare, Kabupaten Kampar seluas 6 hektare dan Kabupaten Indragiri Hulu seluas 0,5 hektare.
Baca juga: Karhutla di Bintan dipadamkan secara manual akibat armada rusak
"Sisanya dari Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir belum ada dilaporkan lahan yang terbakar," katanya.
Cukup luasnya karhutla di Riau, katanya lagi, maka pekan depan BPBD Riau akan mengundang para kepala BPBD se-Riau untuk membahas karhutla.
Yang paling utama yang harus disampaikan adalah terhadap kabupaten yang dominan lahan terbakar, katanya menekankan agar cepat menetapkan status siaga karhutla.
"Jika sudah ada penetapan status siaga karhutla, minimal dua daerah yang menetapkan status siaga karhutla, maka akan menjadi dasar bagi provinsi menetapkan status yang sama," katanya.
Dia mengatakan, penetapan status siaga karhutla itu lebih mendorong agar jangan sampai karhutla meluas dan baru ditetapkan status siaga, untuk mengantisipasi lebih awal lagi sebelum karhutla meluas.
Baca juga: KLHK gugat perusahaan pembakar hutan-lahan 1 triliun rupiah
Baca juga: Tiga kasus karhutla terjadi di wilayah Bintan dalam sepekan terakhir
Pewarta: Frislidia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022